Siapa yang tidak mengenal Basuki Tjahaja Purnama alias AHOK orang nomor 1 ( dulu ) di Jakarta. Segala tindak tanduknya menjadi sorotan media dan banyak orang. Saya yang notabene bukan orang yang suka politik dan juga bukan penduduk Jakarta jadi ikut-ikutan kepo ( bahasa gaul= pengen tahu banyak ) tentang Ahok. Termasuk ketika beliau terpaksa harus di penjara demi meredam emosi massa. Setelah itu, saya yang bagian dari masyarakat sudah tidak lagi mengikuti berita Ahok.
Namun serasa petir di siang hari ketika media baik cetak, online mengangkat Headline berita berita yang sama " AhokMenggugat Veronica Tan"
Rasa ingin tahu saya tentu besar. Berbagai opini seliweran. Macam-macam alasannya,
Vero punya boy friend, sikap kasar Ahok, Vero tidak suka Ahok berkarir politik sehingga diminta untuk pilih keluarga / politik.
Jujur, saya yang membaca pusing juga. Kok opininya banyak banget. Herannya tidak sama antar satu media ke media lain.
Yang lebih mengejutkan ada seorang pembaca tulisan saya di Kompasiana japri dan bertanya, " Kak tanya dong kakak' kan banyak nulis tentang perceraian, menurut kakak berita Ahok itu bagaimana?"
"No comment!", jawabku singkat
Memang di beberapa tulisan saya di Kompasiana banyak membahas tentang perceraian. Namun bukan berarti saya ahlinya. Apalagi saya bukanlah seorang Psikolog / Konsultan Pernikahan yang pantas memberi comment tentang kisruhnya rumahtangga Ahok-Vero
Sebagai sesama Nasrani saya berharap sesuai dengan nats Alkitab apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia kecuali maut yang memisahkan.
Pengalaman saya menulis perceraian baik dari pihak wanita / perempuan ada banyak faktor mengapa " terpaksa" harus bercerai
Dari sisi WANITA ini alasannya:
- Suami kasar baik sikap/ perkataan
- Suami berjudi,pemabok
- Suami tidak menafkahi
- Suami punya WIL
- Suami pro ke keluarga daripada istri