"Tante Depok itu macet ya?", tanya ponakan ku yang ada di Siborong-siborong. Ini adalah kampung kelahiran aku di tanah Batak
"Kok kamu tahu?"
"Mellysa yang cerita. Tiap hari harus berangkat pagi-pagi ke sekolah naik angkot. Kupikir hanya Jakarta saja yang macet tan"
Macet...ternyata bukan miliknya kota Jakarta saja tetapi tetangga Jakartapun yaitu Depok sama mengalami. Aku tinggal di Margonda Raya setiap harinya kenyang menikmati kemacetan. Ada 2 jalur ruas jalan. Satu ke Jakarta yang super macet 2 ke Depok yang macet juga
Menurut data di tahun 2016 penyebab kemacetan Depok adalah sebanyak 2000 angkot yang melintas dan juga ngetem di sepanjang jalan Margonda Raya Depok. Cek...cek...itu baru angkot belum kendaraan pribadi dan tahun 2016 yang tentunya terus bertambah lagi di tahun ini
Perjalanan Mellysa anakku dari rumah Margonda Raya ke sekolahnya Depok naik angkot sekitar 45 menit. Mengapa lama? karena selain macet namanya angkot kalau tidak ngetem kurang afdol jadi lamanya di jalan itu karena menunggu penumpang. Naik angkot itu memang murah tetapi sejujurnya tidak tega juga sama anak harus berangkat pagi-pagi. Beberapakali Mellysa naik ojek online namun harganya gak tahan karena jam sibuk kenanya mahal 12 ribu sekali jalan sementara naik angkot hanya 3000 ribu saja
"Ma, aku sudah bisa bawa motor dong!",ucap Mellysa suatu hari dengan bangga
"Jangan main-main deh nak!"
"Siapa yang main-main aku serius kok!", ujar si bungsu dengan mimik serius
"Kita'kan gak punya motor kamu belajar darimana?", selidikku