Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan jenis tanaman obat pilihan yang dipergunakan untuk pertolongan pertama. TOGA juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik, bahan masakan, dan sebagainya. Namun, berdasarkan sumber yang dibaca oleh tim, secara umum pemahaman terkait tanaman obat keluarga (TOGA) masih rendah, yaitu hanya mencapai 40,25% (Anwar, 2015).
Melihat permasalahan yang ada, pemerintah membuat Peraturan Menteri Kesehatan nomor 9 tahun 2016 dimana masyarakat diarahkan agar dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri (asuhan mandiri) yang dilaksanakan melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga. Hal ini juga ditegaskan dengan revolusi pendidikan yang ada pada Kurikulum Merdeka, salah satunya adalah pada tema kearifan lokal dimana dapat diimplementasikan dalam model pembelajaran project based learning (PjBL) mengenai tanaman obat keluarga (TOGA). Sehingga diperlukan peran guru dan orang tua dalam memahamkan anak-anak akan TOGA. Mengacu pada teori Piaget yang menyatakan bahwa informasi efektif disampaikan pada tahap kognitif operasional konkrit, yakni pada usia 7-11 tahun (Ibda, 2015).
Namun, berdasarkan, penelitian yang dilakukan sebanyak 58,3% orang tua mengalami kesulitan dalam membantu anaknya belajar (Rohma, 2022). Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran interaktif yang dapat memudahkan orang tua maupun tenaga pendidik dalam mengajar, salah satunya media pembelajaran interaktif TOGA untuk anak SD berusia 7-11 tahun.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dibimbing oleh Bapak Indra Kurniawan Saputra S.Si., M.Si., Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai oleh Dwi Endah Wulandari dan beranggotakan Fierda Azizy Santoso, Puri Rahayu, Monik Solistywati, dan Hidayatul Hayat sukses membuat Media untuk membantu anak-anak mempelajari TOGA.
Dalam menanam, anak mengimplementasikan pelajaran sains, dimana di dalamnya anak diajarkan disiplin, tanggung jawab, dan kesabaran sebagai sikap sains (Sayekti, 2015). Sikap tersebut dapat diimplementasikan dalam media pembelajaran merawat TOGA dengan merencanakan waktu menyiram, memberikan pupuk, menghilangkan gulma rumput, dan memanen. Sehingga anak juga memahami pentingnya rutinitas, manajemen waktu, bertanggung jawab, dan kesabaran dalam merawat TOGA.
Dalam MedStory, terdapat media tanam, bibit TOGA, alat berkebun seperti sendok, sekrup, dan garpu kebun, pot cocopeat, games time management berupa MedPoly beserta uang dan karakter mainan yang disesuaikan dengan TOGA sehingga memudahkan perkembangan analisis anak terhadap TOGA.
MedStory yang diproduksi pada batch pertama telah habis terjual setelah dipasarkan secara face to face kepada calon konsumen pada bulan pertama. "Strategi pemasaran ini dilakukan karena target awal kami adalah orang tua dari anak yang berusia 7-11 tahun di wilayah malang raya, yang mana kebanyakan memilih membeli produk secara langsung, namun setelah melihat insights dari postingan di instagram kami, ternyata ada juga pengikut yang berlokasi di berbagai wilayah, sehingga kami berupaya untuk mengoptimalkan toko online yang telah kami buat untuk memfasilitasi calon konsumen di wilayah luar Malang Raya" Ucap Dwi Endah Wulandari selaku ketua tim Medstory.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H