Lihat ke Halaman Asli

Den Mas Vic

Indah Karena Benar

Urgensi Tren Rumah Tahan Gempa dengan Nilai Kearifan Lokal

Diperbarui: 15 Januari 2021   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah tahan gempa Kampung Cikondang, sumber: Mongabay.co.id

Berikut data statistik terkait gempa yang berpusat wilayah Majene, Sulawesi Barat hingga sore ini pukul 15.30 WIB. Dilansir dari Kompas.com, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid menyebutkan, hingga saat ini ada 27 warga yang meninggal akibat gempa yang berpusat di Kabupaten Majene, Jumat (15/1/2021). 

Dia menyebutkan, ada 10 rumah warga yang rata dengan tanah, sekitar 100 rumah rusak berat dan ringan, serta beberapa ruko yang turut ambruk. "Kemudian kantor Gubernur sendiri mengalami kerusakan yang sangat parah. Di antaranya setengah dari kantor itu ambruk dan di belakangnya retak dan mungkin saja saat ini sepertinya memang sudah tidak bisa lagi ditempati, apalagi kita mengantisipasi kemungkinan gempa susulan," tandas Darno.

Melihat dampak yang hebat dari gempa ini, rasanya jumlah angka terkait kerusakan bangunan akibat gempa tersebut masih akan betambah. Kita sama-sama berdoa, agar keselamatan menaungi saudara-saudara kita di Sulawesi Barat, khususnya di Majene dan Mamuju, sambil berharap pemerintah melalui koordinasi Badan Nasional dan Penanggulan Bencana (BNPB) serta Kementerian Sosial dengan cepat segera hadir untuk membantu masyarakat di sana.

Wilayah Sulawesi Barat sebenarnya tidak masuk ke dalam zona wilayah gempa di Indonesia. Merujuk pada informasi di situs indonesiabaik.id, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami diantarannya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng, Jogjakarta, Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Uatara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan. 

Namun, dalam setiap kejadian gempa, khususnya di Indonesia bangunan menjadi faktor utama adanya korban jiwa. Kita acapkali melihat adanya keluarga yang kehilangan nyawanya karena tertindih bangunan. Rasanya para pihak pengembang perumahan harus mulai mendefinisi ulang desain dan tren bangunan kekinian. 

Fasad yang modern dan terlihat indah adalah sebuah standar rumah masa kini, itu selera pasar namun janganlah lupa untuk menghadirkan fungsi asli rumah yaitu kenyamanan karena nyaman berarti di dalamnya ada rasa aman.

Rumah Tahan Gempa dan Kearifan Lokal

Bersyukur bahwa negeri ini dikarunai alam yang begitu luar biasa, karena mungkin Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Indonesia. Negeri kita dan segala adat budayanya adalah laboratorium alam. Tuhan mempersiapkan kita untuk menjadi manusia unggul bernama manusia Indonesia. 

Satu di antara nilai  yang bisa kita tilik ulang adalah kearifan lokal. Sejarah telah membuktikan, bahwa teknologi kearifan lokal ini mampu bertahan melawan gempa. 

Sebutlah desain dan arsitektur rumah-rumah di Kampung Naga, Jawa Barat lalu ada Suku Sasak di Lombok, Rumoh Aceh bahkan di Sulawesi Tengah ada rumah tradisional yang mampu melawan jaman dengan teknologi kearifan lokalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline