Lihat ke Halaman Asli

raden kuswanto

saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

Filosofi Nol (0), Satu (1), dan Takhingga

Diperbarui: 13 Maret 2021   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Angka nol (0), angka satu (1) dan takhingga () adalah hal yang berbeda, jika mengacu konsep angka menurut garis bilangan. Yaitu konsep angka dalam satu garis lurus. Angka negatif di sebelah kiri, kemudian angka nol, lalu angka satu. Dan takhingga ada di sisi nan jauh.

Gambar garis bilangan atau garis bilangan linier

Walaupun pada dasarnya bilangan atau angka-angka hanyalah pengulangan dari sepuluh karakter yang ada, 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 tapi kita selama ini di sekolah diajarkan bahwa bilangan itu berkonsep satu garis lurus.

Ada satu lagi konsep tentang bilangan, yaitu bilangan adalah siklus yang berputar. Hal ini seperti yang sudah saya tuliskan di artikel saya sebelumnya tentang "Makna angka 1 sampai dengan 10". Di artikel tersebut saya memperkenalkan konsep bilangan sebagai siklus, sekaligus mencoba menerka atau menafsirkan makna dibaliknya.

Kemudian manakah konsep bilangan yang benar, apakah konsep bilangan dengan model linier atau garis lurus, ataukah konsep bilangan dengan model lingkaran atau siklus? Menurut saya kedua-duanya benar, hanya saja kita butuh ketepatan dalam menggunakannya. Pertanyaan ini mengingatkan saya akan pertanyaan lain yaitu "Apakah bumi ini bulat atau bumi ini datar?" kedua-duanya pertanyaan yang asyik. Saya akan mencoba menjelaskan keduanya, tapi tidak saya jamin bahwa penjelasan saya adalah benar. Sudah pasti tidak memuaskan Hahaha...

Gambar konsep bilangan adalah siklus

ilustrasi pribadi

Keterangan angka satu dan sepuluh berhimpit, angka selanjutnya adalah siklus yang berulang.

Dalam kasus angka nol, satu dan takhingga, konsep bilangan model linier tidak cukup mampu menjelaskan apa makna di balik itu. Maka konsep bilangan dengan model lingkaran atau siklus lebih pas untuk menjelaskan ketiganya. Seperti pada pertanyaan "Apakah bumi bulat atau datar?"

Baik saya akan dahulukan kasus bumi bulat atau bumi datar, untuk nol, satu dan takhingga saya jelaskan di akhir bahasan ini, biar terasa manis dan berkesan.

Apakah bumi ini bentuknya datar? Iya! Sepanjang pengamatan dengan mata kita, sejauh mata memandang, bumi ini adalah hamparan yang datar. Selama kita berdiri, kita tetap tegak, ketika kita mendongak ke atas memandang langit kita tetap melihat matahari, bulan dan bintang yang sama. Bagaimana mungkin bumi bisa dikatakan bulat seperti bola? Jikalau seperti itu seharusnya dan dunia terbalik di belahan bumi lain.

Baik bumi memang datar, sejauh pengamatan mata kita. Tapi berapakah jauhnya kita bisa mengamati dengan mata? Katakalah kita mampu melihat sejauh radius 35 Km sampai 50 Km, apakah itu sudah cukup untuk melihat lengkung bumi? Dan radius 35 Km sampai 50 Km tidak bisa kita kalikan dua, karena kita tidak bisa melihat apa yang ada di belakang kita. Kemudian kita memang berdiri tegak dan memandang gugusan bintang yang sama, tapi sejauh manakah kita telah menjelajah bumi sehingga kita bisa melihat ada perbedaan gugusan bintang? Sebanyak apa kita tahu akan gugusan bintang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline