Lihat ke Halaman Asli

Deni Toruan

Pendukung Timnas Belanda

Mengapa Presiden Jokowi Menyukai LBP?

Diperbarui: 13 November 2019   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada suatu Sabtu pagi, sekitar tahun 2016, telepon genggamku berdering. Saya masih baru bangun waktu itu. Di layar telepon, saya lihat nama penelepon, "Pak Luhut". Dengan segera, dengan sedikit agak canggung, saya angkat telepon dari Pak LBP.

"Hi Den, apa kabarmu dan keluarga? Bagaimana kabar rencana sekolahmu?"

"Kabar saya dan keluarga baik-baik Pak. Iya Pak, sekarang masih mempersiapkan test bahasa Inggris. Rencana akan ambil sekolah di Inggris", jawab saya.

"Oh bagus itu. Bagaimana kabar kampus IT Del. Bagaimana kabar mahasiswa sekarang?"

"Baik-baik Pak. Saat ini mahasiswa sedang menghadapi UTS", jawab saya lagi.

"Bagaimana penerimaan mahasiswa baru? Sudah berapa orang yang daftar? Bagaimana promosi kalian?"

Saya jawab, "Penerimaan mahasiswa baru berjalan baik Pak. Kami sudah menjalankan promosi dengan mengirim mahasiswa ke sekolah masing-masing. Rencana kami juga akan roadshow ke sekolah-sekolah yang ada di sekitar tepian Danau Toba"

"OK, bagus. Kalian harus gencar ya. Harus berusaha memastikan mahasiswa yang diterima adalah mahasiswa berkualitas. Kalian juga harus rajin membagikan kualitas kalian ke sekolah-sekolah itu, agar mereka terpacu. Sekali lagi, harus semangat", kata beliau sambil mengakhiri pembicaraan.

Telepon seperti itu bukanlah yang pertama sekali saya terima. Pak LBP pernah juga menelepon ketika beliau masih belum menjabat di pemerintahan atau pada saat menjabat Kepala Staf Presiden. Dan telepon Pak LBP bukan hanya kepada saya, tetapi juga kepada Rektor dan beberapa rekan dosen yang lain. Biasanya beliau menelepon di pagi hari, di malam hari, atau pada akhir pekan seperti yang saya sampaikan di awal.

Dalam satu kesempatan, saya pernah memberanikan diri untuk menanyakan kebiasaan beliau berkomunikasi langsung dengan anak buahnya ini. "Pak Luhut, Bapak sebagai Menkopolhukam kan sangat sibuk sekali. Kok masih ada waktu untuk bertelepon dengan kami-kami di Laguboti Pak. Dan kemudian membahas urusan yang mungkin menurut sebagian besar orang sebagai urusan kecil"

"Den, jadi pemimpin itu tidak hanya untuk memerintah. Tetapi, jadi pemimpin harus menerapkan prinsip check, re-check and check again. Saya melakukan ini dalam semua bidang yang saya kerjakan. Saya harus memastikan semua berjalan dengan baik dan lancar. Dulu di perusahaan saya lakukan. Di pemerintahan saat ini juga saya terapkan. Termasuk dalam urusan di Del. Saya ingin tahu bagaimana semua program berjalan dengan cara menge-check, re-check, dan check again."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline