Lihat ke Halaman Asli

Denisya Nurhasanah

Seorang Mahasiswa

Dilema Pembelajaran Jarak Jauh pada Pemuda

Diperbarui: 6 November 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terjadinya penyebaran virus Covid-19 ini sangat menggemparkan dunia terutama pada negara Indonesia. Terjadinya penyebaran virus ini sangat cepat di Indonesia dengan mengakibatkan terhentinya aktivitas yang terjadi seperti dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan-lain-lain. Sehingga dari adanya penyebaran virus Covid-19 ini mengakibatikan aktivitas terutama dalam bidang pendidikan yang dilakukan secara normal menjadi terhenti dan digantikan dengan pembelajaran jarak jauh yang dimulai pada bulan Maret 2020. Pembelajaran jarak jauh ini merupakan alternatif dari adanya proses penyebaran virus Covid-19 sehingga dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19 pada masyarakat di Indonesia maupun di dunia. Pada pembelajaran jarak jauh ini dilakukan di rumah masing-masing para siswa dan guru. Pada proses pembelajaran jarak jauh ini dilakukan dengan menggunakan berbagai platform yang mendukung untuk kegiatan pembelajaran seperti platform Whatsapp, Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan berbagai platform lain.

Pada dasarnya manusia tak lepas dari pendidikan baik dari yang muda sampai yang tua. Sehingga pemuda ini tak lepas dari adanya pendidikan baik dalam meningkatkan potensi diri, membentuk karakter diri, menanamkan nilai dan norma dan lain-lain. menurut Soekarno (1964) pendidikan iu arena untuk mengasah akal dan mengembangkan renaissance paedagogie (intelektualitas). Sebagaimana dalam materi sosiologi kepemudaan dimana pemuda sebagai agent of change yang secara nyata harus melakukan tindakan yang berdampak langsung pada masyarakat. Namun dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini menjadi  halangan dalam para pemuda untuk menjadi agent of change dikarenakan proses para pemuda dalam mengimplementasikan pendidikan menjadi lebih sulit dikarenakan jarang untuk bertemu dengan masyarakat secara langsung.

Salah satu mahasiswa pedidikan sosiologi Univesitas Negeri Jakarta yang bernama Nur Efita (20) mengakatan dalam segi keefektifan pembelajaran jarak jauh "Kalo segi keefektifan dari kegiatan pembelajaran jarak jauh tergantung setiap individu dalam memanfatkannya. Tetapi, saya pribadi merasa kuang efektif karena banyak kendala yang saya hadapi semasa kegatan pembelajaran jarak jauh seperti Handphone, Laptop dna sulitnya berinteraksi dengan teman". Sehingga dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini mengakibatkan pemuda sulit untuk berinteraksi dengan baik dengan teman sebayanya dikarenakan interaksi yang dilakukan melalui jarak jauh ini terkadang membuatnya merasa kurang nyaman seperti dalam menanyakan materi yang tidak dimengerti menjadi lebih sulit karena hanya dijawab melalui teks yang di lakukan dalam platform Whatsapp. Belum lagi kendala yang didapatkan mahasiswa saat kegiatan pembelajaran jarak jauh ini untuk diminta membantu orang tuanya di rumah sehingga menyulitkan mahasiswa tersebut untuk lebih fokus saat pembelajaran jarak jauh.

Dalam sosiologi kepemudaan pemuda ini disebut dengan makhluk sosial dimana adanya dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, adanya kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok. Dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini menjadi adanya batasan dalam berinteraksi dengan orang lain dikarenakan interaksi yang dilakukan hanya melalui daring dengan tidak bertemu langsung. Karena interaksi yang dilakukan terasa menjadi berbeda dengan memiliki berbagai keterbatasan seperti handphone yang kurang memadai saat berdiskusi dengan teman sebayanya seperti kendala internet yang sering terjadi sehingga menyulitkan pemuda untuk berkomunikasi. Kemudian pemuda ini memiliki kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dari adanya pembelajaran jarak jauh menyulitkan pemuda untuk bertemu langsung dan berdiskusi untuk bertukar pikiran dan lain-lain. Pemuda pada sejatinya juga tak lepas dari adanya diskusi dengan sesama temannya akan tetapi dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh dirasa menjadi kurang efektif apalagi dalam kegaiatan pembelajaran ini banyak presentasi yang harus dilakukan bagi para mahasiswa sehingga perlu adanya diskusi yang baik dalam menyiapkan materi dan untuk mengerti materi tersebut. Berbeda jika saat kegiatan pembelajaran normal yang dilakukan kampus dimana para mahasiswa dapat berkerja kelompok dengan berdiskusi secara langsung tanpa adanya penghalang sehingga kerja kelompok yang dilakukan menjadi lebih efektif.

Pada kegiatan pembelajaran jarak jauh ini juga menjadi dilema bagi para pemuda dikarenakan pemuda memiliki jiwa yang lebih suka untuk menjelajahi segala sesuatu yang membuatnya menjadi lebih tahu akan hal-hal baru baginya. Para pemuda menjadi lebih sulit dalam mengimplementasikan pendidikan yang mereka dapat dengan kehidupan sehari-harinya tertuma di dalam masyarakat. Seperti mahasiswa yang memiliki mata kuliah yang mengahurskan para mahasiswanya terjun langsung untuk meneliti kehidupan masyarakat menjadi terhambat dikarenakan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Padahal bagi pemuda ini terjun langsung ke masyarakat merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut menjadikan pemuda menjadi lebih mengerti tentang adanya kaitan pada pendidikan dengan masyarakat langsung baik dari nilai dan norma, adat istiadat, dan sosial dan budaya di suatu tempat yang dipelajari pada pendidikan dan berlaku di masyarakat.

Kemudian dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini menuntut para pemuda baik pelajar dan mahasiswa menggunakan alat teknologi baik handphone maupun laptop untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Sehingga hal tersebut membuat meningkatnya penggunaan teknologi terutama pada pemuda yang berakibat  kecanduan akan penggunaan teknolgi. Karena dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh teknologi merupakan suatu kebutuhan pendidikan bagi pemuda. Apalagi pemuda ini merupakan makhluk sosial sehingga membuat banyak pemuda yang semakin aktif dalam penggunaan teknologi terutama pada media sosial seperti Instagram, Youtube, Twitter dan media sosial lainnya. Jadi adanya dilema pada kegiatan pembelajaran jarak jauh ini yang sangat mempengaruhi para pemuda.

Jadi dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini mengakibatkan para pemuda memiliki perjuangan yang lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran normal. Hal tersebut dilakukan karena pemuda ini memiliki banyak hambatan dalam menjalankan pendidikannya. Para pemuda juga harus memiliki kesadaran untuk lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran tersebut untuk menjadi lebih efektif dikarenakan pendidikan merupakan hal yang diperlukan bagi setiap manusia terutama pada pemuda yang dimana pada masa ini merupakan masa yang memiliki semangat yang besar dalam mengetahui ilmu pengetahuan yang baru. Akan tetapi dilema pembelajaran jarak jauh pada pemuda mengakibatkan tujuan pada pendidikan sulit dikembangkan seperti dalam meningkatkan potensi diri bagi pemuda karena banyak halangan yang terjadi, dan menanamkan nilai dan norma dan sebagainya. Sehingga dapat terlihat bahwa banyak dilema kegiatan pembelajaran jarak jauh yang sangat berpengaruh terhadap pemuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline