Lihat ke Halaman Asli

Deni Sugandi

Penulis, pemandu geowisata, fotografer

Tersanjung di Gunung Sungging

Diperbarui: 31 Agustus 2016   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Goa yang terletak dilingkar perkebunan dan pesawahan warga, hanya bisa diakses melalui jalan setapak jalan desa dan berbatu. Dari area parkir kendaraan dilanjutkan berjalan kaki mengikuti paving block yang telah disusun warga, sebagai upaya memudahkan pengunjung. Di ujung gang dilanjutkan menelusuri pematang sawah, yang mengantarkan jalan setapak berakhir ke mulut gua. Dari kenampakan bukit tersebut seperti halnya bentuk alam biasa, bukit yang tertutupi vegetasi dan pohon hutan, dan sebagian terbuka karena digali untuk menjadi bahan tambang batu bata disebut bata cadas. Batupasir tuf tersebut dimanfaatkan menjadi bahan baku konstruksi bangunan, dengan cara dipotong-potong menggunakan gergaji tanpa proses pembakaran. Berbeda dengan bahan dasar tanah liat, disebut bata merah atau dari pasir kwarsa yang harus dicetak dan dikeringkan.

Lebar mulut gua kurang lebih lima meter menghadap ke arah tenggara, dan tinggi dua meter. Sawah di bagian depan gua sebagian tanahnya dimiliki keluarga bapak Usup, sebagai tanah warisan dari kakeknya. Kepemilikan inilah menjadi haknya memanfaatkan muka gua sebagai usaha wisata, sedangkan gua itu sendiri berdiri di atas tanah milik desa. Menurut sesepuh kampung, awalnya gua tersebut hanya dimanfatkan menjadi tempat burung walet besarang, namun seiring waktu burung tersebut hilang tidak kembali, kemungkinan lingkungan sekitarnya telah berubah menjadi lahan pertanian. Kira-kira awal tahun 70-an gua tersebut sering dikunjungi para pesugih, yang mengadu nasibnya menjadi lebih baik. Terlihat dari altar yang dibangun menyerupai meja, di bagian dalam gua untuk menyimpan sesaji. Itu dulu, tetapi sekarang telah berganti menjadi lokasi tujuan wisata umum. Ki kamal salah seorang sesepuh desa pernah menuturkan, gua ini pernah menjadi tempat pelarian para gerobolan para pengikut partai politik yang dilarang pemerintah tahun 65-an.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline