Ah, betapa mengenaskan kota ini, yang dahulu berjaya!
Laksana seorang nestapa, kota yang dahulu agung di seluruh pelosok negeri.
Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang tenggelam.
Betapa sunyi Kota Lama sekarang ini, kota yang dahulu ramai sekali.
Dahulu unggul di antara bangsa-bangsa, kini menjadi seperti janda.
Dahulu kota yang paling dipuja, kini telah dijadikan hamba.
Sepanjang malam ia menangis sedih, air mata berderai di pipi.
Tak seorang dari para kekasihnya yang mau menghibur dia.
Ia dikhianati kawan-kawan yang telah berbalik menjadi lawan.
Itu sebabnya air mataku bercucuran, tak ada yang memberi semangat dan penghiburan.
Kota kita telah kehilangan segala-galanya, karena musuh lebih berkuasa.