Lihat ke Halaman Asli

Denis M Jethro

Mahasiswa Jurusan Teknologi Sains Data di Universitas Airlangga

Sudah Siapkah Motor Listrik Mengaspal di Indonesia?

Diperbarui: 10 Juni 2022   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: https://web.pln.co.id/ 

Motor Listrik telah menjadi populer belakangan ini. Biaya operasional yang lebih murah menjadi daya tarik yang kuat untuk menggaet pelanggan baru. Jumlah parts yang jauh lebih sedikit membuatnya lebih mudah dirawat. Karena hal inilah, para pemain besar dalam sektor transportasi menaikkan penggunaan motor listrik untuk menekan biaya operasional. 

Pemerintah juga telah memberikan keringanan pajak dan bea balik nama bagi pemilik kendaraan listrik. Akibatnya, populasi motor listrik di jalanan semakin meningkat.

Motor Listrik atau biasa disingkat Molis ini adalah kendaraan ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan gas emisi hasil pembakaran seperti motor konvensional. Tentu saja hal ini bisa membantu dalam memperlambat pemanasan global yang terjadi di seluruh dunia. 

Indonesia sendiri punya komitmen untuk mengurangi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dan telah menjadi kebijakan nasional disampaikan di website resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Molis ini sesuai namanya menggunakan energi listrik untuk dapat beroperasi. Listrik tersebut disimpan dalam sebuah baterai yang selalu ikut kemana-mana motor itu dibawa. Jika dibandingkan dengan motor konvensional, listrik yang digunakan molis ini lebih murah. Untuk satu buah baterai terisi penuh molis Gesits ITS dapat mencapai 50 km dan membutuhkan biaya Rp2.500 sedangkan bensin pertalite membutuhkan Rp7.650 per liter.

Dari segi peforma, molis pada umumnya berfungsi sebagai mestinya sebuah motor. Molis umumnya memiliki Top Speed yang lebih pelan namun memiliki Torsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan motor konvensional. Dari segi jarak tempuh, molis umumnya sama dengan motor konvesional yang membedakan adalah 

bagaimana motor bisa melanjutkan perjalanan ketika bahan bakar sudah habis. Molis harus mengisi ulang baterainya yang cukup memakan waktu banyak, sedangkan motor konvesional mengisi ulang bensin di SPBU yang waktunya tergantung seberapa panjang antriannya.

Setiap brand molis memiliki sistem baterai yang berbeda. Tiap brand pasti membuat baterai yang dibuat sedimikian rupa sehingga dapat digunakan molis dari mereka. Perlu diketahui bahwa Indonesia belum memiliki standar dalam hal teknologi baterai untuk kendaraan listrik. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin tiap brand akan memiliki sistem pengisian ulang baterainya sendiri.

Hal diatas bisa menjadi masalah, jika tidak ada solusi maka di tiap stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) harus mencakup banyak jenis charger untuk memenuhi kebutuhan pengendara molis. Ini artinya akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk SPKLU tersebut tersebar di seluruh pelosok di Indonesia. 

Selain itu, untuk sekarang dimana SPKLU masih terbatas, pengendara molis harus selalu memperhatikan tempat singgah untuk mengisi ulang baterai. Inilah akibatnya jika persebaran SPKLU belum merata maka pengendara harus lebih sadar dalam memilih jalur yang digunakan. Bayangkan saja ketika baterai molis habis dan SPKLU terdekat masih berjarak cukup jauh, malah bikin repot!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline