Lihat ke Halaman Asli

Denis Guritno Sri Sasongko

Pendidik dan Pembelajar

Petualangan Sherina 2, Ketika Memori Masa Kecil Memanggil!

Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pikiran-rakyat.com

Sudah nonton Petualangan Sherina 2? Gimana perasaannya? Sebulan sebelumnya, Mas Alvin Witarsa merepost proses rekaman musical scoring bersama Czech Symphony Orchestra. Who's excited? Tentu, saya salah satunya. Tak ubahnya memori masa kecil yang memanggil, saya siap nonton suguhan sinematik istimewa dengan megahnya musik, menawannya tari-tarian, dan tak lupa tentu petualangan keren. 

Sore ini, saya sempatkan nonton Petualangan Sherina 2. Saya menonton film Petualangan Sherina sebelumnya 23 tahun yang lalu. Waktu itu, saya masih SMA. Tentu tidak seperti sekarang, gedung bioskop mudah ditemui di mana-mana. Apalagi kala itu, SMA saya berasrama. Tak mudah untuk sekedar keluar dan menonton film di bioskop. 

Dan benar saja, memori saya langsung melayang ke masa lalu. Musik yang digarap dengan rapi dan megah membuat saya betah menyaksikan jalan ceritanya. Tak ketinggalan, si kecil yang ikut menari-nari menyaksikan rangkaian scene berkelas yang disuguhkan. 

Di film ini, masih bisa dijumpai Uci Nurul sebagai Bu Darmawan, ibu Sherina. Mathias Muchus sebagai Pak Darmawan, ayah Sherina. Meski tak lagi muda, keduanya tampil sebagai pribadi yang bijaksana. Ah keren pokoknya! 

Memang saya pribadi kangen dengan sosok Dewi Hughes, bu Guru Sherina di Bandung. Pak Kertarajasa yang diperankan almarhum Om Djaduk Ferianto. Tak lupa, Pak Raden, si bos penculik yang diperankan oleh Butet Kertaradjasa. 

Namun, kehadiran pak Syailendra dan bu Ratih yang diperankan Candra Satria dan Isyana Sarasvati menyempurnakan alur cerita. Ringan, tanpa harus mengerinyitkan dahi untuk memahaminya. 

Satu hal menarik lain yang saya temukan dalam film ini adalah baper. Haha.... Tahun 2000 tentu belum seperti sekarang. Berteman ya berteman. Berpetualangan, itu hal biasa, apalagi untuk usia anak SD 23 tahun lalu. Ya mau bagaimana lagi, belum ada Mobile Legends, Facebook, Instagram, dan sebangsanya. 

Seingat saya dulu kalau harus chat pakai MIRC atau Yahoo Messenger. ASL please! Begitu kata kunci kalau bergabung dalam satu server. Media sosial yang terkenal tentu Friendster. Sudah tak ada lagi situs ini rasanya. Hiburannya ya kalau bertemu teman. Main layangan di lapangan terbuka, ke sungai, bersepeda. Pokoknya seru kalau bareng teman. Simak saja lagu ini: 

Hatiku sedih, hatiku gundah
Tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya, hatiku curiga
Mungkinkah kutemui kebahagiaan seperti di sini?

Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline