[caption caption="kopi vietnam di Mayong Purbalingga (dok. pribadi)"][/caption]Ingat es kopi Vietnam yang ditenggak Mirna? Beritanya yang begitu heboh di media tentunya membuat saya penasaran. Gimana ya, rasanya menenggak kopi yang katanya "awful" ini? Yah, gimana mungkin menjangkau Olivier. Saya tinggal di sebuah kota kecil. Purbalingga namanya.
Pembaca budiman, tahukah kota tempat saya tinggal ini? Sekadar info untuk menyegarkan ingatan, pembaca tentunya masih sempat mendengar berita arak-arakan piala jenderal sudirman yang diboyong mitra kukar beberapa waktu lalu, kan ya? Nah, arak-arakan itu bermula di kota tempat tinggal saya.
Jangan pikirkan kota saya serba ready dan apa-apa ada. Suasana gemah ripah loh jinawi masih kental terasa. Sederhana, bersahaja, dan penuh kekeluargaan. Paling tidak, itulah pengalaman saya bertetangga. Untuk hidup bersahaja, cukup.
Nah, lain kalau bicara soal hobi, mengembangkan bakat dan talenta, dan menemukan teman-teman komunitas yang punya kesamaan minat. Perlulah menempuh setengah jam perjalanan ke kota terdekat Purwokerto.
Kalau mau update dengan film-film terbaru, kalau mau tahu rasanya menikmati live music di cafe, dan kalau mau update dengan kuliner yang beraneka cita rasa, mudah ditemui di Purwokerto. Nah, ketika ramai berita di media soal kopi Vietnam yang ditenggak Mirna, saya jadi penasaran bagaimana sebenarnya rasa kopi jenis ini. Sayang, di Purbalingga, bingung mau saya temui di mana. Tidak ada kafe Olivier di sini.[caption caption="Interior Mayong Kopitiam"]
[/caption]Mayong Kopitiam: Bicara Soal Cita Rasa
Sore ini, teman-teman komunitas dan saya berkesempatan menghabiskan sore hari sembari menikmati segelas kopi. Dan, kopi yang kami pilih adalah kopi Vietnam. Minimal karena pilihan kopi ini ada pada list menu.
Mayong Kopitiam, itulah namanya. "Kedai kopi" ini terbilang baru. Letaknya cukup strategis di pusat kuliner kala sore. Gang Kya Kya Mayong kami menyebutnya. Yang menarik, suasana "kedai kopi" ini sangat nyaman. Untuk yang gemar merokok, disediakan ruangan tersendiri. Sementara untuk pengunjung lain yang tak merokok, ada ruangan nyaman berAC. Semuanya dilengkapi LCD layar datar yang tersambung dengan koneksi TV kabel. Interior yang ramah di mata dan tempat yang "kekinian" inilah yang membuat kami betah untuk berlama-lama.
Apa yang istimewa dari tempat ini adalah kopinya. Ada espresso, toraja, flores, mendaling, dan tentunya pilihan saya adalah kopi Vietnam. Tak suka dengan kopi panas? Ada juga es kopi blend dengan aneka topping dan float.
Puas dengan cita rasa brew coffee itu, tentu tak melupakan aneka sajian lain. Yang mengajak putera-puterinya, ada es krim aneka rasa. Belum pernah mencicipi ice blend dengan float, atau milk tea, atau fruit tea, atau aneka es segar lain, semua tersedia. Bahkan kalau dirasa perlu makanan ringan, ada camilan crispy yang siap tersaji begitu dipesan.
Oh ya, bagi yang lapar, bisa dipesan beberapa menu makanan yang tersedia. Salah satu yang saya coba adalah Nasi Kucing Penang. Menu angkringan yang terbungkus daun pisang dan tersaji dalam piring ini pun segera berpindah ke perut saya. Bersih, nyaman, dan bercitarasa. Itu kesan saya. Tentunya, tak ketinggalan harga yang ditawarkan sangat ramah di kantong.
Akhirnya, bagi pembaca yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke kota, tempat saya tinggal. Entah anda berwisata sejarah ke makam Panglima Besar Jenderal Sudirman, entah anda berwisata air di Owabong, jangan lupa sebelum anda pulang, mampirlah untuk melegakan dahaga dan lapar anda di tempat ini. Jangan khawatir, kopinya sangat sangat enak.
Selamat malam
Happy Valentine
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H