Lihat ke Halaman Asli

Denis Fitzgerald

S1 Ilmu Komunikasi

Champorado, Pernikahan antara Bubur dan Cokelat

Diperbarui: 8 September 2018   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

spot.ph

Makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan. Perlu diingat bahwa demi memenuhi kebutuhan gizi harian, manusia butuh asupan energi yang diperoleh melalui makanan. 

Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, semuanya harus terpenuhi supaya manusia mampu membangun sebuah peradaban dunia. Mulai dari food gathering hingga food producing, semuanya telah dijalani manusia sehingga berbagai macam peradaban duniapun lahir.

Dengan terciptanya berbagai macam kuliner yang baru, manusia diberikan pilihan untuk menikmati makanan yang sudah ada atau menciptakan sebuah pernikahan baru antara satu makanan dengan makanan yang lain. 

Salah satunya tercipta dari bahan makanan lokal yang bertemu dan menikah dengan bahan makanan penjajah. Contohnya saat Spanyol berhasil menguasai Filipina selama 327 tahun. Asimilasi kebudayaanpun terjadi dalam berbagai aspek termasuk bidang kuliner. 

Filipina yang kaya akan tanaman padi digabungkan dengan Spanyol yang membawa tanaman kokoa dari meksiko menjadi sebuah makanan pokok yang biasanya dikonsumsi orang Filipina untuk memulai hari yang baru. 

Budak Meksiko yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina membuat Champurrado  yang merupakan asal muasal hidangan khas dari negri ini. Namun, selama bertahun-tahun resepnya telah berubah hingga orang asli Filipina akhirnya menemukan cara untuk membuat Champpurado Meksiko dengan cara menambahkan nasi. Dari pernikahan inilah, lahirlah Champorado yang menjadi hidangan khas negara Filipina hingga sekarang

Menu bubur yang terbilang unik ini menjadi salah satu kuliner khas Filipina yang patut dicoba khususnya apabila berkunjung ke Manila. Mulai dari warna hingga bentuknya, Champorado memang lebih cocok untuk dijadikan hidangan penutup ketimbang hidangan pembuka di pagi hari. 

Namun hal ini tidak berlaku untuk orang Filipina. Pada umumnya, warga Filipina menyantap Champurado dengan ikan asin kecil yang disebut dengan tuyo. Campuran rasa unik antara asin dan manis mampu menggoyang lidah dan membuka mata untuk memulai pagi hari dengan penuh semangat.

 Beras direbus bersama  dengan bubuk kakao untuk memberikan warna cokelat yang khas dan biasanya dicampur dengan susu dan gula untuk membuatnya terasa lebih manis.

Dapat disajikan panas dan dingin dengan menambahkan susu dan gula pasir secukupnya apabila ingin memakanannya layaknya hidangan penutup ataupun camilan. Champurado dalam bentuk keringpun dapat ditemukan dibeberapa toko makanan Asia yang dapat dibuat dengan hanya menambahkan air mendidih. 





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline