Lihat ke Halaman Asli

Peninjauan Langsung Proses Pembuatan Keramik di Kampung Keramik Dinoyo oleh KKM-DR Rawindra UIN Malang

Diperbarui: 30 Januari 2022   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(07/01/2022) Salah satu program dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang dinaungi oleh Lembaga PeneLitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) yaitu Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) menjadi salah satu mata kuliah intra kurikuler yang wijib diikuti oleh seluruh mahasiswa. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan di desa pelosok, namun ada juga di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa di seluruh Indonesia yang bahkan juga dilakukan di beberapa negara. Hal ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu di masyarakat, memecahkan masalah yang ada, menggali potensi yang tersedia, serta menyikapi persoalan yang terjadi di sekitar.

Pada masa pandemi covid-19 yang masih belum pulih saat ini, mahasiswa diharuskan melakukan pengabdian masyarakat dari rumah (tempat tinggal) masing-masing. Sehingga memiliki perbedaan konsep dari sebelumnya yakni Kuliah Kerja Mahasiswa Dari Rumah (KKM-DR). Hal ini merujuk keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3394 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Kuliah Kerja Nyata Masa Wabah Corona Virus Disease 2019, bahwa Kuliah Kerja Mahasiswa dapat dilakukan dari rumah masin-masing yang diharapkan dapat mengurangi peningkatan penyebaran covid-19.

Kelompok Kerja Rawindra yang beranggotakan 12 Mahasiswa yang diketuai oleh Denis Erlangga memutuskan secara bersama-sama untuk memilih Kampung Keramik Dinoyo sebagai lokasi untuk mengabdi. Kampung yang berlokasi di Kelurahan Dinoyo RW 03, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dipilih menjadi lokasi pengabdian dengan dasar alasan lokasi dekat dengan tempat tinggal masing-masing anggota kelompok sehingga dapat mengurangi mobilitas. Kegiatan mengabdi ini dilaksanakan pada 27 Desember 2021 hingga 27 Januari 2022.

Sebagian masyarakat yang tinggal di wilayah ini bekerja sebagai pengejarin keramik, sehingga dijuluki sebagai kampung wisata keramik. Asal sebutan kampung keramik dikarenakan masyarakat yang tinggal di wilayah ini telah memproduksi berbagai macam keramik sejak tahun 1930. Bermula dari tanah liat yang didapat dari sawah di wiliayah tersebut sehingga masyarakat berinisiatif memanfaatkannya menjadi sebuah keramik. Seiring berkembangnya jaman, bahan baku mulai bervariasi didatangkan dari malang wilayah kabupaten yang melimpah.

Sebagian masyarakat saat ini ada yang menekuni bidang pembuatan keramik lalu dipasarkan, dan ada juga yang hanya memasarkan saja tanpa membuat keramik. Di Kampung Keramik Dinoyo terdapat 23 kios dengan umkm kerammik. Tokoh masyarakat yang sangat dikenali sebagai salah satu penggerak kampung keramik Dinoyo adalah Bapak Syamsul Arifin, dalam kondisi ini kami memulai untuk melakukan wawancara terkait seputar sejarah keramik Dinoyo. Setelah berbincang-bincang, kami diajak langsung untuk melihat dan membantu proses pembuatan keramik.

Dalam proses pembuatan keramik di Dinoyo terdapat berbagai macam teknik, salah satunya yaitu teknik cetak tuang. Teknik ini dipilih karena sangat mudah dilakukan dan hampir semua orang bisa melakukannya. Kelebihan teknik ini bisa memproduksi banyak keramik dalam waktu yang singkat dengan bentuk yang sama. Teknik ini diawali dengan pembuatan model cetakan yang akan digunakan. Cetakan yang dibuat dapat berwujud berbagai macam bentuk yang diinginkan sesuai peminat pasar atau pemesan. Selanjutnya pengolahan bahan-bahan yang terdiri dari kaolin, felspard, kwarsa, dan ball clay. Tahap ini semua bahan dihaluskan dan dicampur air hingga kekentalan yang sesuai. Setelah bahan tercampur rata, lalu disaring untuk mendapatkan tekstur yang lebih halus. Bahan yang telah disaring selanjutnya akan dituang ke dalam cetakan hingga penuh dan titunggu beberapa saat kurang lebih 5 menit untuk medapatkan bagian terluar mengering. Setelah bagian luar mengering, sisa bahan yang masih cair harus dikeluarkan kembali. Setelah terbentuk, keramik yang masih basah harus didiamkan atau dikeringkan hingga mengeras dahulu yang selanjutnya dapat dilanjutkan proses penyempurnaan fisik menggunakan alat tajam agar lebih halus dan rapih. Keramik yang sudah kering dan melaui proses penyempurnaan dapat dilanjutkan untuk proses dekorasi yaitu pengecatan agar terlihat menarik. Desain yang dipilih dapat bervariasi tergantung sebuah seni yang diingkan. Setelah dilakukan pengecatan, selanjutnya dapat melalui tahap pengglasiran yaitu keramik diceluplan ke dalam cairan. Tahap ini tidak diwajibkan, hanya sesuai keinginan pengerajin. Pengglasiran bertujuan untuk membuat lapisan keramik menjadi mengkilap dan menjadi lebih menarik. Namun ada juga yang tidak melalui proses pengglasiran karena ingin tekstur produk keramik terlihat natural. Setelah pengglasiran kering sempurna, langkah selanjutnya dapat dilakukan pembakaran sehingga keramik lebih kuat, lalu keramik siap dipasarkan.

photo-2022-01-30-01-54-01-61f6b03787000069b55946f2.jpg

photo-2022-01-30-01-54-04-61f6b04906310e3f570f4465.jpg

photo-2022-01-30-01-54-07-61f6b05d4b660d6cd3532de5.jpg

Harga keramik di Kampung Keramik Dinoyo sangar beragam mulai dari Rp.10.000,- saja hingga bernilai jutaan rupiah. Disini juga menyediakan paket edukasi. Hal ini bertujuan agar masyarakat luar wilayah dapat belajar seputar keramik, kunjungan, proses pembuatan keramik, melukis keramik, dan juga hasil dapat dibawa pulang sebagai souvenir. Paket edukasi berkisar Rp.35.000,- hingga Rp.70.000,-  dengan berbagai macam penawaran.

Adanya potensi SDM yang telaten dan kreatif, dapat menjadikan masyarakat dapat berkembang dan mendapatkan perbaikan. Namun sebagai pengamatan yang dari kami lihat, daya tarik masyarakat sebagai pengerajin mulai menurun dan sedikit, karena masyarakat terkena dampak ekonomi disaat pandemi saat ini yang terkena dampak wabah covid-19 sehingga konsumen menurun dan permintaan pasar yang tak lagi ramai seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut kami, pemerintahan kota Malang harusnya berupaya kembali meningkatkan giat masyarakat agar kampung keramik dinoyo dapat terus lestari dan menjadi potensi yang dapat membanggakan kota Malang.

photo-2022-01-30-01-54-10-61f6affe4b660d526924f3b2.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline