Lihat ke Halaman Asli

Deni Sahmaulana

Kepala SMP Islam Terpadu Auliya

Maslow's Hierarchy of Needs

Diperbarui: 20 November 2022   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan teori Maslow terdapat hirarki kebutuhan manuasi, yang digambarkan berupa piramida hirarki. Awalnya Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, namun pada perkembangannya Maslow mengembangkannya menjadi delapan tingkatan. 

Pada empat tingkatan pertama disebut dengan kebutuhan defisiensi, kebutuhan dimana menjadi dasar dari kebutuhan manusia. Kekurangan dari kebutuhan ini akan membuat manusia berusaha memenuhinya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan ke lima sampai dengan ke delepan.

Empat kebutuhan dasar itu adalah :

Fisiologis merupakan kebutuhan pokok manusia, yang dapat berupa sandang, pangan dan papan. Namun dengan perkembangan zaman kebutuhan pokok manusia menjadi bertambah seperti listrik, alat komunikasi,dll.

Safety atau Rasa Aman, merupakan kondisi aman dari ancaman fisik maupun psikologis

Cinta Kasih dan Kepercayaan, merupakan kebutuhan manusia sebagai individu untuk mencintai dan dicintai sehingga tercipta kepercayaan dan kedamaian di dalam hidupnya.

Esteem, merupakan kebutuhan untuk dihargai dan diakui karyanya, kinerjanya dan hasil kerja kerasnya.

Dalam konteks Pendidikan empat kebutuhan diatas merupakan pondasi bagi siswa untuk bisa mengaktualisasi diri dengan wujud prestasi, karya dan terus berkembang. Kekurangan salah satunya maka siswa akan kembali untuk memenuhinya, maka itulah yang biasa disebut hambatan. Kebijaksanaan guru dan sekolah yang dapat melihat dengan jeli hambatan tersebut, siswa memiliki kebutuhan apa yang belum terakomodasi. 

Peran guru dan sekolah menjembatani dan memfasilitasi agar terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar siswa, sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya dan lebih jauh lagi dapat berprestasi dan mengembangkan minat bakatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline