Lihat ke Halaman Asli

Beda Tipis

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya rada bingung mau nulis apa malam-malam kaya begini. Banyak ide tapi macet karna terlalu banyak hingga akhirnya tumpah ruah. Memang benar juga yah kata penulis kawakan yang karyanya sudah wahid di media cetak, kalo ad aide ya tulis ! bawalah notes dan bolpen kemana-mana. Ya sihh...saya tahu, tapi kenyataannya saya bukan tipe penulis yang di rencanakan dengan aturan outline. Sayangnya terlalu spontan sih ! akhirnya tulisan ini lah yang merucut dari otak.

ANSOS VS SOMBONG

Kalau kata orang ansos dan sombong itu beda tipis layaknya jelek dan unik. Sesuatu yang jelek tidak bisa di samakan dengan unik, namun terkadang di ungkapkan sebagai sesuatu yang beda, di luar normal sehingga ‘nampak’ jelek. Dan terkadang kata unik ini sebagai bentuk penghalusan dari kata jelek. Nah, kembali lagi kalau ansos dan sombong.
Ansos kependekan dari anti sosial. Dimana manusia yang katanya mahluk sosial lebih memilih mojok sendirian dan sibuk dengan dunianya sendiri. Saya dulu di SMP punya temen tuh, namanya “DS”. Si dia ini termasuk anak pintar yang pendiam. Saya colek saja ngga gerak, saya ajak ngobrol kalem. Dia itu ngga banyak berteman dan seringnya sendirian. Denger-denger sih males ngbrol. Jadi agenda dia setiap hari adalah sekolah lalu langsung pulang. Menurut saya si Dia ini tidak sombong, hanya saja memilih untuk tidak bergaul banyak dengan orang lain . yaaaa…zona nyaman Dia adalah ketika dia tidak berada dekat orang lain dan bisa menghabiskan waktu untuk semedi, nyari wangsit (mau jadi dukun kali Dia, haha).
Tidak salah kan kalau teman saya yang satu itu mempunyai pilihan yang demikian. Beda halnya dengan sombong. Orang sombong yaaa angkuh. Orang sombong tipe bergaul namun pemilih, sekedar hanya kalangan tertentu saja. Mungkin saja sudah lupa sama kulitnya (kulitnya mungkin lebih tebal atau lebih bersisik barangkali atau berduri seperti durian), atau sudah berasa sukses dengan kehidupannya jadi males untuk begaul kebawah.
O iya…tapi ansos yang lain definisinya lebih serem lohh. Menurut sumber yang saya baca, begini nih katanya: gangguan kepribadian anti sosial sering di sebut psikopat atau sosiopat, dan sering di kaitkan dengan penyalahgunaan obat dan prilaku criminal. Ahli kejiwaan mengharuskan orang berusia sedikitnya 18 tahun untuk di diagnosis gangguan ini, dimana penderita gangguan ini sering telah menampakan gejalanya pada usia sebelum 15 tahun.
Survey di Amerika Serikat lebih dari 3,5% populasi memenuhi kriteria gangguan kepribadian anti social. Dengan perbandingan pria lebih banyak daripada wanita, dan orang kulit putih lebih banyak dibandingkan orang kulit putih. Penelitian-penelitian tentang gangguan ini banyak dilakukan pada populasi penjara. Karena penderita hamper selalu berhubungan dengan criminal dan penyalahgunaan obat dan alkoholisme.

Nah lo, serem kan? Tapi yang saya maksud pada tulisan ini bukan ansos yang kaya begituan, ya. Ini mah ansos istilah kita anak remaja yang kasusnya seperti pada teman saya di atas.

Kalau kamu?

Nah, ini dia! Kalau saya ya gitu deh. Tidak bisa saya pungkiri sebagai manusia kadang saya sombong juga, dengan perasaan bangga pada pencapaian. Namun kebetulan saya doyan ngobrol ngalor ngdul dengan siapa saja, jadi yaa asik-asik saja bergaul dengan siapapun. Tapi memang saya suka ogah-ogahan kalau ketemuan dengan temen lama yang udah tidak kontek-kontekan, rasanya beda aja ketemu dengan mengenang masalalu, lalu hahahihi padahal yaa…udah ngga ada koneksi selama jangka waktu bersyarat. Saya memang mempertanyakan hal ini semenjak saya putus putus sekolah.

Sebenarnya inilah yang harus dihadapi. Sudah seharusnya donk kita sebagai seorang anak mewarisi nilai luhur yakni keramahtamahan dan persaudaraan. Seharusnya pertemanan ini di pupuk terus dan di bina dengan baik. Yaa…walau kadang ngomong udah ngga nyambung karna sudah beda kondisi, tapi yang pasti seharusnya memang dijaga terus. Ini adalah sebuah rasa menjaga hubungan dengan teman lama.

Inilah yang seharusnya menjadi PR saya dan pembelajaran saya. Saya harus banyak belajar untuk menjalin relasi dan mempertahankannya, jangan sampai relasi yang sudah terhapus begitu saja karna perbedaan jarak atau karna alas an kesibukan. Pokoknya gitu dehh!! Ternyata menjaga relasi itu ngga gampang ya, yaa..saya ini centohnya.

Ansos kadang di butuhkan dalam hidup kita untuk bisa menjauh dari berbagai urusan dan punya waktu untuk diri sendiri. Mungkin dengan ansos itu kita bisa berbenah kamar, bisa beresin tugas, nyicil kerjaan, atau melanjutkan hobi (misalnya nulis ngga jelas seperti saya), dan banyak lagi, bahkan berdo’a (disini cari waktu berdo’a susahnya, cuyy!! Dak kira-kira). Namun, kalau terus-terusan ansos dan mengasingkan diri dari lingkungan pergaulan, yaa… nanti bisa berlanjut menjadi ansos yang definisinya serem tadi.. hihihihi :D

Yang jelas kita bisa ngatur diri untuk bisa relasi dengan orang lain, dengan diri sendiri, bahkan dengan Tuhan. Tetap pertahankan semangatnya yaa… sahabat-sahabat…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline