Lihat ke Halaman Asli

Denis Rikwanto

menulis adalah kenikmatan

Puan Maharani Jadi Korban Diskriminasi Gender

Diperbarui: 25 Juli 2021   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sabtu malam, ponsel saya bergetar, ada pesan masuk dari teman: "Nih, gimana kalo ini?" kata teman saya, sambil menautkan link berita tentang Puan Maharani.

Kebetulan, Sabtu sore saya baru posting tulisan di Kompasiana, dan saya share ke beberapa grup WA, juga akun twitter saya. Teman saya mengirim pesan sebagai respons atas tulisan yang saya bagikan itu.

Berita yang di-share teman saya adalah tentang baliho Puan Maharani, di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Baliho itu dicoret-coret dengan cat semprot bertuliskan "open bo". Pelaku, pastinya oknum yang enggak bertanggung jawab.

Apakah pelakunya sadar? Vandalisme itu bisa berbuntut panjang, mencoreng muruah kebebasan berekspresi, apalagi bentuknya diskriminasi gender terhadap perempuan.

Atau pelakunya tidak sadar akan dampak yang timbul dari perbuatannya? Wah, kalau itu lebih parah.

Bagaimana seorang perempuan bekerja lebih keras dan berkorban lebih banyak dari laki-laki, tapi reputasi dan kerja kerasnya dihancurkan dengan kalimat "open bo". Buat saya, itu sadis yang mengandung fitnah.

Tapi saya yakin, Puan pasti sudah memaafkan pelaku, karena Puan tahu pelaku juga lahir dari rahim seorang perempuan.

**

Peradaban suatu kaum enggak akan maju jika angka diskriminasinya, apalagi diskriminasi seksual, kekerasan berbasis gender, masih tinggi.

Catatan Komnas Perempuan, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia sepanjang 2020 mencapai 299.911 laporan. Di antaranya adalah 2.134 kasus berbasis gender.

Meski sudah turun 31 persen dibanding kasus tahun 2019 yang mencapai 431.471 laporan, kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk apapun, tetap harus dilawan. Kita harus lepas pembatas, dan berdiri bersama korban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline