Indonesia merupakan Negara agraris dikarenakan mayoritas penduduknya bekerja disektor pertanian yang terdiri tanaman tanpa terkecuali perkebunan. Tanaman perkebunan saat ini banyak menyumbang devisa Negara seperti tanaman kelapa sawit. Menurut data BPS tahun 2021 mengatakan luas tanaman sawit di Indonesia 14,6 juta hektar.
Teknik budidaya pada tanaman kelapa sawit sering sekali melakukannya dengan cara yang kurang tepat tanpa terkecuali teknik budidaya pada saat penunasan. Padahal penunasan pada tanaman kelapa sawit akan berpengaruh kepada produksi serta saat pemanenan dilakukan.
Jika dalam pelaksannya dilakukan dengan cara kurang tepat maka akan beresiko merusak morfologis dari tanaman tersebut. Walaupun begitu teknis penunasan ini kurang diperhatikan terutama para petani, Padahal ketepatan teknik penunasan ini akan berpengaruh pada kuantitas produksi, mudahnya saat pemanenan, lancarnya pertumbuhan tanaman.
Penunasan merupakan proses penurunan pelepah pada tanaman kelapa sawit, dimana hal ini sering pelaksanaannya kurang tepat yang berakibat over pruning atau under pruning.
Apabila terjadi over pruning maka akan terjadi penurunan produksi, penurunan produksi terjadi karena pertumbuhan dari tanaman kelapa sawit tersebut kurang maksimal sebab proses fotosentesis pada daun yang hanya sedikit oelh karena itu bunga betina akan gugur sedangkan bunga jantan akan meningkat.
Sedangkan under pruning adalah keterlambatan kegiatan pemeliaraan yang menyababkan pokok "gondrong" under pruning akan mengakibatkan terganggunya pelaksanaan potong buah atau pemanenan sehingga output panen tidak maksimal dan loses meningkat.
Disamping itu penunasan juga berpengaruh pada saat pemanenan dimana apabila penunasan tidak dilakukan maka akan menyusahkan pemanen ditambah lagi brondolan brondolan bisa nyangkut di sela sela pelepah yang dapat mengakibatkan loses sehingga akan kehilangan produksi.
GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ) mencatat produksi CPO mengalami penurunan sebesar 0,31% di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2020.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu petani dimana para petani belum mengetahui manfaat dari managemen pelepah yang baik. Kondisi ini dapat dilihat langsung keadaaan tanaman yang belum menerapkan menerapkan pengelolaan pelepah atau penggunaan songgo, baik songgo satu maupun songgo dua.
Adapun alasan yang disampaikan para petani yaitu untuk mengefisienkan kegiatan pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) karena apabila digunakan waktu pemanenan akan menyita waktu untuk menyusun pelepah yang telah ditunas. Hal ini sangat disayangkan karena perusahaan perkebunan sangat memerhatikan pengelolaan pelepah ini bahkan sampai membuat pekerja khusus yang bertugas melakukan penunasan.