Lihat ke Halaman Asli

Bioritme Pemain: Indonesia Menang

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan final Piala AFF antara Malaysia dan Indonesia sangat ditunggu oleh penggemar sepakbola tanah dengan H2C, harap-harap cemas. Bagaimana tidak ini adalah kesempatan emas tim nasional untuk menjadi juara turnamen antar Negara setelah selama ini kosong prestasi.  Untuk mencapai final puluhan jam latihan, beberapa pertandingan sudah dilalui dengan beberapa strategi telah diterapkan. Tim, pemain dan pelatih telah mengusahakan yang terbaik. Tetapi bagaimanapun seperti orang bilang; “Bola itu bundar”. Sehingga hasil akhir pertandingan sangat sulit ditebak.

Tetapi usaha orang untuk menebak hasil akhir atau masa depan tidak pernah putus. Menebak hasil akhir itu lebih sebagai usaha antisipasi untuk siap kecewa atau siap gembira. Ada yang menebak berdasarkan masa lalu atau sejarah seperti pertandingan-pertandingan yang telah dilalui kedua tim. Ada juga yang menebak hasil akhir nanti tetapi sebetulnya lebih ke proyeksi harapannya sendiri. Ada juga yang menggunakan “ilmu-ilmu” menebak yang ke-ilmiah-annya dan hasil tebakannya masih dipertanyakan.  Salah satu nya adalah Bioritme.

Bioritme mendasarkan dirinya pada teori bahwa alam termasuk manusia memiliki siklusya masing-masing. Musim panas musim dingin, siang malam, pasang surut, musim semi dan gugur merupakan contoh siklus alam. Di sisi lain siklus di dalam manusia yang merupakan “jam biologi” ikut juga menentukan kehidupan seseorang. Di negara “timur” ilmu Bioritme ini sudah dikenal sejak 3000 tahun yg lalu.

Dalam Bioritme ada siklus yang berulang setiap 23 hari yang mempengaruhi kondisi fisik seseorang seperti kekuatan, ketahanan, tenaga dan kondisi kesehatan.  Siklus kedua adalah siklus 28 hari yang mempengaruhi emosi atau tingkat sensitivitas seseorang. Dan siklus ketiga adalah siklus 33 hari yang mempengaruhi tingkat intelektual seseorang. Masih ada siklus tambahan yang terakhir ditemukan yaitu siklus 38 hari yang berkaitan dengan insting.

Dalam meneropong hasil suatu pertandingan, dalam tulisan ini hanya menghitung siklus fisik karena siklus ini lebih berkaitan dengan sifat olah raga itu sendiri.  Semua siklus dimulai sejak kita lahir sehingga untuk menganalisanya data kelahiran semua pemain dikumpulkan. Data berikutnya adalah data tanggal saat bertanding.  Hasil dari data itu adalah nilai siklus fisiknya. Jika nilainya 100 berarti orang itu dalam kondisi terbaiknya begitu juga sebaliknya.  Nilai itu adalah nilai relatif, hanya diukur untuk dirinya sendiri. Jadi kalau penulis mempunyai nilai fisik 100 kemudian diadu dengan petinju Tyson dengan nilai fisik hanya 10, penulis tetap hancur juga.

Untuk pengujian pertama, kita menggunakan data pertandingan Malaysia-Indonesia yang sudah lewat yaitu pertandingan di tingkat group pada tanggal 1 Desember 2010. Berikut ini nama pemain (posisi, nilai siklus fisik).  Posisi GK= kipper, DF=bekakang, MF=tengah, FW=penyerang. Nilai siklus antara 0 – 100 kondisi puncak. Diasumsikan ketrampilan dan mental pemain dalam tingkat yang setara.

Tanggal pertandingan: 1 Desember 2010.

Indonesia:

Markus (GK, 30); M. Nasuha (DF, 99); Zulkifly (DF, 81); Maman (DF, 50); M.Ridwan (DF, 70); Hamka (DF, 99); Oktovianus (MF, 19); Firman U (MF, 30); A. Bustomi (MF, 90); Irfan B (FW, 90); Gonzalez (FW, 43)

Malaysia:

M. Sharbinee (GK, 6);  M. Razman (DF, 14); A. Putra (DF, 24); M. Muslim (DF, 70); M. Fadhli (DF, 76); M. Shafiq (MF, 1); S.Kunanlan (MF, 37); M. Amri (97); M. Amirul (MF, 94); Norshahrul (FW, 3); M. Syafee (FW, 99)

Perhitungan:

Untuk perhitungan bisa terserah kita. Penulis sendiri mencari nilai rata-rata siklus fisik gabungan posisi belakang (GK + GF) kemudian membandingkan dengan nilai rata gabungan posisi depan lawan(MF + FW).

Nilai posisi belakang (GK+GF) tim Indonesia = 71,5 VS rata2 nilai posisi depan (MF+FW) Malaysia =55,2

Rata2 nilai posisi depan (MF+FW) Indonesia = 61,2 VS rata2 nilai posisi belakang (GK+GF) Malaysia = 38

Hasil perhitungan menunjukan kondisi fisik tim Indonesia relatif lebih baik dari tim Malaysia.Hasil pertandingan seperti kita ketahui bersama adalah 5-1 untuk Indonesia. Bagaimana dengan final nanti?

 

Pertandingan Final leg pertama: 26 Desember 2010

Penulis memilih pemain dengan kondisi yang terbaik:

Indonesia:

Markus (GK, 57); M. Nasuha (DF, 94); Zulkifly (DF, 97); Benny (DF, 86); M.Ridwan (DF, 90); Hamka (DF, 94); Eka R (MF, 97); Firman U (MF, 57); A. Bustomi (MF, 99); Irfan B (FW, 94); Gonzalez (FW, 70)

Catatan: kondisi Okto yg diganti Eka menurut siklus fisiknya sebetulnya terus meningkat dibanding pertandingan sebelumnya.

Malaysia:

Khairul  (GK, 50);  M. Sabre (DF, 86); Mahali (DF, 90); M. Muslim (DF, 90); M. Fadhli (DF, 50); Amar (MF, 57); Muhymeen (MF, 94); M. Amri (98); M. Amirul (MF, 76); Izzaq (FW, 24); M. Syafee (FW, 94)

Perhitungan:

Nilai posisi belakang (GK+GF) tim Indonesia = 86,3 VS rata2 nilai posisi depan (MF+FW) Malaysia =73

Rata2 nilai posisi depan (MF+FW) Indonesia = 83,4 VS rata2 nilai posisi belakang (GK+GF) Malaysia = 73,2

Dari hasil yang didapat terlihat dari perhitungan Bioritme pemain, kedua tim mengalami peningkatan. Kondisi pemain kita relatif lebih prima dari kondisi pemain Malaysia. Namun selisihnya makin sedikit. Jika mental pemain dapat dijaga selama bertanding di kandang lawan, bisa diharapkan tim kita bisa memetik kemenangan tipis.

 

Catatan:

1.       Tulisan ini hanya bertujuan sebagai hiburan

2.       Menggunakan tulisan ini diluar tujuan semula bukan tanggung jawab penulis.


Tags

 

© 2008 - 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline