Lihat ke Halaman Asli

Deni Mildan

Geologist, Dosen

Cuma 20 Detik untuk Tinggalkan Kebiasaan Buruk, Ini Caranya!

Diperbarui: 13 Juni 2021   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan buruk (Foto oleh Manan Chhabra dari Unsplash)

Kita tentu sering mendengar betapa sulitnya para pecandu pornografi internet meninggalkan kebiasaan buruk mereka. Mereka pernah menyadari bahwa menonton konten dewasa tidak baik bagi kesehatan otak dan mental, berniat berhenti, namun malah kembali terjebak kebiasaan lama.

Dalam kasus yang lebih ringan, diantara kita mungkin ada yang kesulitan menjauhkan diri dari buang-buang waktu scrolling media sosial. Saat timbul rasa bosan, jari kembali menari di atas layar gawai, menghabiskan waktu berjam-jam untuk sesuatu yang kita anggap "hiburan".

Di sisi lain, kita juga seringkali memiliki niat untuk memulai kebiasana positif, misalnya berolahraga. Namun ketika sudah mulai dilakukan, tak jarang malah muncul rasa malas. Otot yang sakit awalnya jadi alasan. Lama kelamaan latihan kebugaran kembali ditinggalkan.

Kok rasanya aneh ya. Padahal sudah muncul tekad yang kuat untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif. Bukan lebih baik, kita malah tidak maju kemana-mana, bagai tikus yang berlari di dalam roda.

Kekuatan tekad ini juga yang menjadi masalah bagi Shawn Achor, seorang penulis topik-topik psikologi positif asal Amerika. Dalam bukunya yang berjudul The Happiness Advantage, Achor skeptis tentang kekuatan tekad yang kita miliki. 

Sekali waktu ia pernah ingin mulai belajar memainkan gitar agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Setelah mulai berlatih beberapa lama, muncul rasa malas dalam dirinya. 

Ia kemudian sadar ia tidak bisa hanya bergantung kepada tekad semata. Tekad harus diiringi dengan usaha yang meskipun kecil namun efektif.

Ia akhirnya menemukan apa yang disebut aturan 20 detik (The 20 second rule).

Apa yang bisa dilakukan dalam waktu 20 detik?

Achor memiliki kebiasaan menonton TV terlalu lama. Menyadari ia harus mengakhirinya, ia memanfaatkan waktu yang sebentar, 20 detik, untuk menyembunyikan baterai remote televisi ke laci.

Saat hendak menonton TV ia kemudian terus menekan tombol remote. Baru ia sadar baterai remote telah dipindahkan ke tempat lain. Terlalu banyak usaha yang perlu dilakukan untuk sekedar mengambil baterai di laci. Ia lalu meninggalkan televisinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline