Lihat ke Halaman Asli

Deni Mildan

Geologist

Saat Kenyataan Tak Sesuai Rencana

Diperbarui: 5 Mei 2019   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tak ada yang kekal di dunia yang kejam ini, bahkan tidak kesulitan kita (Charlie Chaplin)

Nombeko Mayeki awalnya hanyalah pegawai sebuah kantor perusahaan penguras jamban di Soweto, Afrika Selatan. Lingkungan sekitarnya sudah sangat akrab dengan kehidupan bobrok di gubuk seng dengan obat bius dan wabah penyakit yang siap merenggut nyawa kapan saja. 

Tekad sederhana Nombeko untuk pergi ke perpustakaan nasional malah menyeretnya ke dalam situasi rumit yang melibatkan seorang insinyur pemabuk, dua agen Mossad Israel (yang hingga akhir cerita tidak diketahui namanya), dan tujuh bom atom yang siap memporakporandakan dunia.

Rencana Nombeko untuk menyerahkan bom ketujuh yang seharusnya tidak pernah ada kepada Israel harus berantakan setelah paket kiriman berisi bom tersebut tanpa sengaja tertukar saat ditangani ketiga rekan Tiongkoknya. 

Kejadian tersebut turut membawa bom ketujuh pergi bersama Nombeko ke Swedia, tempat dimana dia menghabiskan waktu lebih dari dua dekade untuk membereskannya. 

Dalam petualangan penuh kejutan ini, Nombeko ditemani kakak beradik kembar dengan nama sama --  Holger dan Holger -- dan Celestine Hedlund. Israel tidak rela jika bom atom idamannya ditukar dengan sepuluh kilogram daging antelop.

Sifat Celestine yang pemarah dan Holger Satu yang terlalu bodoh untuk berpikir seringkali menjadi batu sandungan Nombeko dan Holger Dua dalam upaya menyingkirkan bom atom ketujuh untuk selama-lamanya. 

Pengalih perhatian seperti pekerjaan distribusi bantal, taksi helikopter, dan berladang kentang rupanya tidak bisa menahan kecerobohan Celestine dan Holger Satu dalam waktu lama. 

Kebencian mereka berdua pada monarki Swedia berujung pada kegagalan Holger Dua meraih gelar doktor serta penculikan Raja dan Perdana Menteri Swedia di dalam sebauh truk kentang bersama bom atom yang sewaktu-waktu dapat membumihanguskan Swedia. Rencana apapun yang diinisiasi Nombeko nampaknya terlalu sulit terealisasi karena kelalaian orang-orang di sekitarnya.

Meskipun tersamar dalam serangkaian kejadian bodoh (bahkan terlalu bodoh), pembaca dapat menangkap pesan tersebut dengan baik melalui kisah si gadis buta huruf dari Afrika Selatan. 

Saat rencana terasa begitu mantap, Nombeko harus tetap berpikir saat kenyataan tidak sesuai dengan perkiraan. Masalah sebesar apapun, seperti bom atom dan spionase internasional dapat diselesaikan dengan langkah-langkah kecil yang konsisten dan penuh kesabaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline