Lihat ke Halaman Asli

Deni Mildan

Geologist

Menjadi Lelaki Seutuhnya dengan Membaca "Sabtu Bersama Bapak"

Diperbarui: 28 Oktober 2018   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Berawal dari rasa penasaran karena melewatkan tayangan filmnya di salah satu stasiun televisi nasional, saya tanpa ragu mengambil satu eksemplar buku raknya. Sabtu Bersama Bapak menjadi satu-satunya buku yang saya pilih malam itu. Saya benar-benar ingin tahu, ayah macam apa yang digambarkan Adhitya Mulya dalam salah satu karya best seller-nya.

"Planning is everything. Ini adalah sesuatu yang Bapak pelajari agak terlambat. Bapak tidak ingin kalian terlambat juga", ujar Gunawan Garnida dalam video yang direkam tanggal 12 Maret 1992.

Sang Bapak ingin kedua anaknya menjadi bapak yang lebih baik untuk anak-anak mereka kelak. Rekaman video ini pula yang mendasari Cakra alias Saka untuk menyiapkan lahir dan batinnya sebelum benar-benar siap mencari pasangan hidup. Meski terkesan menyedihkan, Saka yang masih lajang hingga usia 30 tahun ingin merencanakan segalanya dengan baik.

Sang kakak Satya tengah berada di fase kehidupan berbeda. Tamparan keras Rissa melalui sebuah surel membuatnya berpikir ulang apakah ia sudah menjadi suami dan bapak yang baik.  "They deserve better. You deserve better".

Ia sadar selama berada di rumah saat week off dari pekerjaa sebagai geophysicist di Norse Oil og Gas dirinya lebih sering mengkritik masakan istrinya yang kurang enak, mempertanyakan kenapa Miku si bungsu masih ngompol, memarahi Dani yang tak kunjung pandai berenang, dan mengkritik si sulung Ryan yang jelek nilai matematikanya. Satya tahu yang paling ia butuhkan saat itu adalah pesan-pesan sang bapak yang tersimpan dalam 3 external hard drive miliknya.

Tidak hanya Saka dan Satya, Ibu Itje pun mendapatkan banyak pesan dari Pak Gunawan sebelum meninggal karena kanker yang menggerogoti tubuhnya. Ibu Itje tidak pernah lupa pesan sang suami tentang bagaimana seharusnya orang tua mempersiapkan kehidupan anak-anaknya kelak. "Waktu dulu kita jadi anak, gak nyusahin orang tua. Nanti kita sudah tua, kita gak nyusahin anak". Itulah sebabnya ia tidak pernah memberitahukan kanker payudara yang ia derita.

Cerita yang berpusat pada kehidupan Saka, Satya, dan Bu Itje ini mengingatkan kita bahwa ikatan keluarga sesungguhnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Pak Gunawan dengan waktunya yang sempit berhasil menembus batasan-batasan itu melalui pesan-pesan yang ia sampaikan langsung dan yang terekam dalam video. Penulis melalui karakter Pak Gunawan juga menyadarkan kita bahwa nasehat orang tua adalah obat mujarab bagi permasalah kehidupan yang sedang kita alami.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca remaja hingga dewasa. Secara pribadi, saya sangat menganjurkan kaum lelaki untuk membaca buku ini. Karakter Pak Gunawan, Saka, dan Satya menggambarkan keseluruhan tahapan kehidupan seorang laki-laki mulai dari anak-anak hingga dewasa dan berkeluarga.

Meskipun hanya dijelaskan secara singkat, hal-hal pokok seperti cara memotivasi anak, mengajarkan nilai-nilai kejujuran pada anak, mempersiapkan lahir dan batin untuk berkeluarga, dan cara bersikap sebagai orang tua digambarkan dengan cara yang manis dan elegan sehingga pesan-pesan moral dapat sampai dengan baik kepada pembaca. Bisa dikatakan Sabtu Bersama Bapak mengajarkan kita kaum adam untuk menjadi lelaki seutuhnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline