Lihat ke Halaman Asli

Mencari Makna Hidup di Luar Pencapaian Pribadi

Diperbarui: 18 September 2024   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada berbagai pencapaian yang menggetarkan jiwa---mendaki puncak tertinggi dunia seperti Gunung Everest, membangun bisnis yang sukses dari nol, atau bahkan berdiri di atas panggung untuk memberikan presentasi di TED Talk. Saat-saat ini dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa bangga. Namun, di balik momen-momen gemilang itu, sering muncul pertanyaan: "Apakah hanya ini saja?"

Banyak dari kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencapai sesuatu yang kita yakini akan memberikan rasa puas dan bahagia. Namun, ketika tujuan itu tercapai, kenapa kita sering kali merasa hampa? Mungkin, yang kita cari bukan hanya sekadar pencapaian. Mungkin, kita mencari sesuatu yang lebih dalam---sesuatu yang memberikan makna sejati dalam hidup kita.

Seorang profesor dari Stanford pernah mengalami hal ini secara langsung. Dalam perjalanannya selama tujuh tahun untuk mendapatkan jabatan profesor tetap (tenure), ia bekerja tanpa henti, menghadapi tekanan yang luar biasa untuk memenuhi standar akademis yang tinggi. Hari yang diidam-idamkan itu pun tiba, dan ia akhirnya mendapatkan posisi tersebut. Namun, bukannya merasa terpenuhi, ia malah dihadapkan pada pertanyaan yang sama: "Apakah hanya ini saja?"

Pengalaman ini membawanya pada sebuah pencarian untuk memahami apa yang sebenarnya memberikan makna dalam hidup kita. Dia menemukan tiga gagasan besar yang bisa menjelaskan bagaimana kita menemukan makna yang lebih dalam: koherensi, tujuan, dan signifikansi.

Koherensi: Dunia yang Dapat Diprediksi dan Tertata

Koherensi berarti melihat dunia sebagai tempat yang dapat diprediksi dan tertata. Dalam konteks pencapaian pribadi, ini sering kali terlihat seperti mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya, seseorang yang ingin mendaki Gunung Everest tahu bahwa ada persiapan fisik dan mental yang harus dilakukan, jalur yang harus diambil, dan risiko yang harus dihadapi. Semua ini memberikan struktur dan keteraturan dalam hidup.

Namun, meskipun pencapaian pribadi dapat memberikan perasaan bahwa dunia ini teratur, ada batasannya. Pencapaian seperti itu sering kali terbatas pada lingkup pribadi, tidak cukup untuk menjelaskan ketidakpastian dan kompleksitas hidup secara keseluruhan. Di sinilah, koherensi saja tidak cukup untuk memberikan makna yang sejati.

Tujuan: Mengarahkan Hidup ke Depan

Tujuan adalah gagasan tentang menetapkan sasaran yang berorientasi ke masa depan yang mengarahkan tindakan kita setiap hari. Pencapaian pribadi sering kali sejalan dengan gagasan ini. Misalnya, seorang pengusaha yang membangun bisnisnya dari nol memiliki tujuan yang jelas: membuat perusahaan yang sukses, menghasilkan produk yang dibutuhkan orang, dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Tetapi, tujuan ini sering kali berpusat pada diri sendiri---apa yang bisa kita capai, apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang bisa kita banggakan. Saat kita mencapai tujuan tersebut, mungkin kita merasakan kebahagiaan sementara. Namun, ketika kebahagiaan itu memudar, muncul pertanyaan kembali: "Apa yang berikutnya?" Tujuan ini, meskipun penting, belum tentu memberikan makna yang lebih dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline