Ketika Jay Shetty dan Kendall Jenner bertemu secara kebetulan di sebuah pesta teman bersama, mereka tak menyangka akan mengadakan percakapan mendalam yang sangat bermakna. Bukan hanya sekadar wawancara, melainkan sebuah diskusi yang penuh dengan refleksi tentang hidup, pertumbuhan diri, dan bagaimana cara menghadapi tantangan yang datang. Keduanya sepakat bahwa pertemuan ini begitu organik, terjalin dari koneksi pribadi yang tulus, bukan sekadar urusan profesional belaka. Hal ini menunjukkan betapa luar biasa hasil dari sebuah pertemuan yang terjadi secara alami, di mana keduanya dapat berbicara dengan jujur dan terbuka tentang perjalanan hidup mereka.
Kendall, seorang supermodel yang telah tumbuh di bawah sorotan lampu kamera sejak usia muda, membuka diskusi dengan berbicara tentang pentingnya perawatan diri dan pertumbuhan pribadi. Dia mengungkapkan bahwa di tengah kesibukan dan tuntutan dunia modeling yang sangat kompetitif, dirinya selalu mencari cara untuk tetap terhubung dengan dirinya sendiri. Mulai dari hal-hal sederhana seperti menulis jurnal, melakukan terapi rendam air dingin, hingga menunggang kuda, Kendall menemukan keseimbangan antara karir yang gemerlap dan kebutuhan untuk tetap membumi. "Menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri adalah sebuah perjalanan yang tiada akhir," ujarnya dengan penuh semangat. Dia menekankan bahwa mencintai diri sendiri dan bersabar dengan proses yang ada adalah kunci untuk menjalani hidup dengan lebih bahagia dan tenang.
Namun, hidup dalam sorotan tidaklah mudah. Di era media sosial yang serba cepat dan penuh tekanan, menjaga kebahagiaan dan identitas diri menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kendall berbicara jujur tentang perjuangannya dalam menetapkan batasan dan mengambil waktu untuk diri sendiri agar tidak merasa kewalahan. Ia percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak boleh bergantung pada apa yang orang lain pikirkan atau katakan tentang kita. "Kadang kita harus berani bilang tidak dan meluangkan waktu untuk diri kita sendiri," kata Kendall, menekankan pentingnya menetapkan batasan yang sehat. Di dunia yang begitu dinamis seperti industri modeling, hal ini sangat penting untuk mencegah kelelahan mental dan emosional.
Di tengah percakapan, suasana menjadi lebih serius ketika keduanya membahas tentang kehilangan dan rasa duka. Kendall berbagi pengalamannya yang sangat pribadi tentang kehilangan teman dekatnya, Virgil Abloh, seorang desainer terkenal yang meninggal dunia secara mendadak. Baginya, menghadapi rasa duka adalah proses yang sangat sulit dan tidak ada jalan pintas untuk melewatinya. Ia belajar untuk menghargai setiap momen dan kualitas indah dari orang-orang yang telah meninggalkannya. Jay pun turut berbagi pengalamannya kehilangan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya selama pandemi. Dia menekankan pentingnya untuk terus mengingat mereka dengan cara yang positif, merangkul kualitas terbaik mereka, dan menjadikan kenangan itu sebagai kekuatan untuk terus maju.
Topik selanjutnya yang mereka bahas adalah tentang tujuan hidup yang terus berkembang. Kendall menceritakan bagaimana pandangannya tentang tujuan hidup telah berubah seiring waktu. Dulu, dia sangat terfokus pada karier modeling-nya, tetapi kini dia melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Dia merasa lebih terhubung dengan dirinya sendiri dan memiliki keinginan untuk terhubung dengan orang lain, menyebarkan cinta, dan menjadi pengaruh positif bagi dunia. "Aku sangat bersemangat untuk terus menemukan diriku yang lebih baik di masa depan," ungkap Kendall dengan penuh antusiasme. Dia menganggap perjalanan ini sebagai sebuah proses yang penuh dengan eksplorasi dan penemuan diri yang tak pernah selesai.
Kemudian, Kendall berbicara tentang praktik terapi yang sangat unik dan personal baginya. Dia menyimpan foto masa kecilnya di cermin kamar mandi sebagai pengingat untuk selalu bersikap baik dan penuh kasih pada dirinya yang lebih muda. Ini adalah caranya untuk melawan pemikiran negatif dan menjaga hubungan yang penuh kasih dengan dirinya sendiri. "Ketika aku merasa terlalu keras pada diriku sendiri, aku lihat foto itu dan ingat bahwa aku harus bersikap lebih lembut," jelas Kendall. Praktik ini mengajarkan kita semua bahwa kebaikan terhadap diri sendiri adalah fondasi untuk membangun kebaikan terhadap orang lain.
Jay dan Kendall juga berbagi pandangan yang sama tentang pentingnya empati dan kebaikan, terutama di dunia yang semakin terhubung namun terkadang terasa begitu dingin dan terasing. Kendall menggambarkan dirinya sebagai seorang empati yang ingin membawa pengaruh positif dan menyebarkan cinta. Mereka berdua membahas bagaimana pola-pola negatif dalam masyarakat dapat diubah dengan memulai dari diri sendiri---dengan menerima diri apa adanya dan menanamkan energi positif dalam setiap tindakan. Bagi mereka, menjadi baik hati bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan yang luar biasa.
Di akhir wawancara, Jay mengajak Kendall untuk menjawab beberapa pertanyaan singkat yang memberikan wawasan lebih dalam tentang dirinya. Ketika ditanya apa yang membuatnya penasaran saat ini, Kendall menjawab bahwa dia tertarik dengan praktik meditasi yang lebih mendalam, terinspirasi oleh buku "The Surrender Experiment" karya Michael Singer. Tentang perbaikan diri, Kendall menyebutkan bahwa dia sedang belajar untuk lebih tegas dalam menetapkan batasan dan mengurangi stres. Baginya, salah satu hal terbaik tentang menjadi seorang pengusaha adalah kebebasan kreatif dan kesempatan untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri, seperti yang dia alami melalui bisnis tequila-nya, 818. Dia juga mengungkapkan bahwa sekarang dia tidak lagi mengejar validasi eksternal. Jika dia bisa membuat sebuah undang-undang, dia akan menetapkan hari bebas ponsel untuk mendorong kehadiran dan kesadaran penuh dalam kehidupan sehari-hari.
Percakapan ini ditutup dengan rasa syukur dari Kendall atas kesempatan untuk berbicara secara mendalam dan tulus, serta harapan untuk lebih banyak interaksi di masa depan. Jay pun mengajak pendengar untuk merenungkan apa yang telah mereka pelajari dari wawancara ini dan berbagi pemikiran mereka. Wawancara ini tidak hanya menawarkan sekilas kehidupan pribadi seorang supermodel, tetapi juga menghadirkan refleksi yang lebih luas tentang pentingnya hidup dengan kesadaran, empati, dan cinta.
Di dunia yang sering kali penuh dengan kebisingan dan hiruk-pikuk, wawancara ini mengingatkan kita semua bahwa pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Sebuah pengingat untuk selalu mencari kedamaian, mengejar pertumbuhan pribadi, dan tidak pernah takut untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.