Lihat ke Halaman Asli

Denik

Freelance

Gabut? Ngopi ke Puncak Yuk?

Diperbarui: 9 Januari 2024   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Klotok dan Mendoan (dok. Denik)

Sebagai orang yang gemar naik motor, kalau hari libur tiba suka bingung mau kemana kalau tidak ada acara. Biasanya main ke rumah kawan yang jauh dan jarang dikunjungi. Tapi tidak untuk kali ini.

Saya sedang tidak ingin main ke rumah kawan. Tidak ingin jalan-jalan ke Jakarta. Atau jalan-jalan ke Tangerang. Kalau istilah anak sekarang saya sedang gabut.

Akhirnya tercetus untuk motoran ke Puncak. Nongkrong di Masjid At-Tawun saja. Menikmati semangkuk sekoteng atau Indomie rebus. Sudah lama juga saya tak melintasi daerah Puncak.

Terakhir tahun 2022 yang lalu. Itu pun dalam perjalanan ke Bandung. Jadi tidak khusus nongkrong di Puncak. Maka begitulah. Setelah fix mau motoran ke Puncak. Saya segera persiapkan segala sesuatunya.

Terutama minuman dan camilan. Saya orang yang malas mampir kalau tidak terpaksa. Kehujanan atau kelaparan. Inginnya langsung sampai ke tujuan.

Jalanan di Kota Bogor yang legang (dok.denik)

Dari Tangerang ke Bogor perjalanan lancar-lancar saja. Mungkin karena masih pagi. Memasuki daerah Ciawi dan Gadok baru agak macet. Setelahnya lancar lagi. Apalagi ada sistem buka tutup.

Untuk mobil ke arah Puncak kenaan penutupan jalan. Jadi arah turun yang jalan. Alhasil mobil arah turun kencang-kencang. Dua kali saya melihat kecelakaan di depan mata. Pemotor dan mobil. 

Saya sih pelan-pelan saja mengendarai motornya. Sambil menikmati suasana. Eh, tiba di daerah Cisarua turun hujan. Atas saya lihat putih pekat gitu. Artinya sudah hujan deras di sana.

Akhirnya saya putar balik untuk turun lagi. Eh, hujan lagi. Bingung mau berteduh di mana? Kebanyakan hotel dan resort. Saya kendarai motor dengan pelan-pelan. Sambil mencari tempat yang asik.

Eh, di depan saya melihat tulisan Kopi Klotok. Tanpa pikir panjang langsung saya arahkan motor ke sana. 

Setelah memarkir kendaraan. Dengan percaya dirinya saya masuk. Kok tidak ada pelayan yang menyambut. Suasana di dalam ramai sih. Pelayannya hanya berdiri di sudut ruangan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline