Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Kompasianival 2024 Mengajarkan Arti Profesionalisme

Diperbarui: 8 November 2024   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir sepekan event Kompasianival 2024 berlalu. Namun euforianya masih terasakan sampai sekarang. "Belum bisa move on dari Kompasianival 2024," demikian status teman-teman Kompasianer.

Memang benar. Tidak mudah melupakan gegap gempita berkumpulnya para blogger Kompasianer dari seluruh penjuru Nusantara. Bagi Kompasianer yang sering berjumpa saja terasa spesial momen Kompasianival tuh.

Apalagi bagi Kompasianer yang belum pernah bertemu dan mengikuti acara kopdaran. Pastinya memiliki kesan tersendiri. Pokoknya istimewalah. Terutama bagi para Kompasianer yang terpilih sebagai nomine dari tiap kategori.

Saya pribadi meski bukan sebagai nomine tetap memiliki kesan tersendiri. Ada beberapa hal yang saya dapatkan dari perhelatan kompasianval 2024. Salah satunya adalah belajar arti profesionalisme. 

Ya, belajar profesional. Dalam perhelatan Kompasianival 2024 kali ini saya mendapat kesempatan untuk tampil di atas panggung untuk membaca cerpen. Semua berawal dari informasi tentang adanya Story' Slam Competition.

Salah satu program yang diadakan jelang Kompasianival 2024. Dalam kompetisi ini Kompasianer dipersilakan mengirimkan cerpen karyanya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Nantinya akan dipilih 5 karya terbaik. 

Nah, Kompasianer terpilih akan tampil membacakan karyanya tersebut di panggung Kompasianival 2024. Saya penasaran dong. Karena merasa punya karya berupa cerpen. Kira-kira cerpen saya bisa diperhitungkan tidak nih? Atas dasar penasaran akhirnya saya kirim cerpen yang sesuai dengan tema yang ditentukan.

Lima Kompasianer terpilih dalam story'Slam Competition (dok. Kompasiana)

Setelahnya lupa. Tidak mengecek pengumuman dan lain-lain. Tiba-tiba mendapat pesan di WA yang mengabarkan kalau saya menjadi salah satu peserta terpilih. Wah, senang dong. Berarti karya saya cukup okelah untuk dibacakan. 

Maka saya pun mengiyakan begitu ditanya apakah bersedia hadir dan tampil membacakan cerpen karya sendiri tersebut. Segala rencana segera disusun guna memaksimalkan penampilan saya nantinya. Terutama soal intonasi. Intinya harus latihanlah.

Rupanya niat tinggal niat. Di perjalanan ada "drama" yang sungguh tak terduga. Membuat semua rencana yang telah disusun ambyar. Bahkan hampir menyita seluruh waktu saya. Cerita tentang "drama" tersebut bisa baca di sini ya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline