Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Naik Kereta Api Zaman Now Bikin Candu

Diperbarui: 19 Oktober 2024   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat menggunakan kereta api kelas ekonomi dari stasiun Pasar Senen (dok. Denik)

Kereta api. Salah satu moda transportasi darat yang merakyat. Baik itu kereta api jarak jauh yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lain. Maupun kereta api dalam kota yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan lain. 

Sebagai perantau yang senang bertualang, saya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kereta api. Kalau pulang kampung mengunjungi sanak saudara selalu memilih naik kereta api. Rasanya lebih aman saja. 

Tahun 90-an saya masih sering ke Surabaya. Karena masih ada bude dan pakde (kakak dari bapak) yang mesti dikunjungi. Dulu naik kereta api ekonomi ke Surabaya rasanya seperti dipanggang. Panasnya pol. Penuh sesak penumpang yang berdiri dan lesehan di lorong-lorong jalan.

Belum lagi saat berhenti di stasiun. Ampun deh. Pedagang asongan berebutan masuk menawarkan jualannya. Mendapat tempat duduk tetap saja tersiksa. Karena tidak bisa kemana-mana untuk meluruskan pinggang. Kalau ingin ke toilet untuk buang air kecil seperjuangan sekali. 

Meski demikian kondisinya tapi tetap saja tidak ada kata kapok untuk naik kereta api. Ada sensasi tersendiri yang tak bisa diungkap manakala sudah duduk di dalam kereta yang dekat jendela pula. 

Menikmati pemandangan di luar yang silih berganti seiring desing suara kereta menciptakan pengalaman luar biasa dimana hanya si pengguna kereta api yang bisa merasakannya. Itu sebabnya kereta api kerap dicaci tapi juga dicintai.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang semakin cepat. Moda transportasi kereta api pun mengalami perubahan yang begitu pesat. Sebagai pengguna kereta api sejak zaman old, saya terkaget-kaget sekaligus terkagum-kagum tiap bepergian dengan menggunakan kereta api.

Tiket kereta api zaman old (koleksi Denik)

Mulai dari perubahan bentuk tiket kereta api yang awalnya kecil tebal kemudian berganti dengan sistem print. Lalu pengantar yang dulu bisa ikut masuk sampai ke dalam kereta, kini sudah tak bisa seperti itu lagi.

Sudah ada batas pengantar dan petugas yang siap membantu penumpang yang kebingungan. Penumpang berdiri dan tidur di lorong? Wah, tak akan dijumpai lagi meski kereta yang kita naiki kelas ekonomi. Sekarang kereta kelas ekonomi sudah berkelas. 

Saya sudah merasakan naik kereta api di zaman now. Wah, sungguh terasa sekali perbedaannya. Bisa dikatakan naik kereta api zaman now bikin candu. Bisa swafoto sambil bikin konten. Bisa jajan atau memesan makanan dengan nyaman. Tempat menunggunya juga terasa nyaman.

Apalagi sebagai pengguna kereta api kelas ekonomi yang naiknya dari stasiun Pasar Senen. Seperti dimanjakan. Dahulu tangga penghubungnyakan manual. Waduh, terasa sekali kalau tas yang dibawa berat. Sekarang sudah menggunakan eskalator. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline