Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Perjuangan Berburu Lontong Tahu Gimbal Khas Semarang

Diperbarui: 3 Januari 2024   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lontong tahu khas Semarang (dok. Denik)

Kuliner. Aktivis yang tidak boleh dilewatkan manakala berada di sebuah daerah yang jarang atau belum pernah dikunjungi. Mencicipi makanan khas daerah tersebut memberi sensasi tersendiri.

Tak jarang lidah kita jadi ketagihan dengan makanan khas tersebut. Maka ketika kembali ke rumah rasa rindu itu pun bisa muncul sewaktu-waktu.

Seperti yang saya alami. Tiba-tiba saja pengin sekali makan lontong tahu gimbal. Makanan khas Semarang yang lezat.

Isinya lontong, tahu goreng diiris-iris, tauge dan irisan kol serta udang gimbal (udang tepung). Semua isian tersebut diaduk dengan bumbu kacang dan petis. Hmmm, yummy.

Masalahnya di mana coba nyarinya? Goegling dong. Ada sih, tapi jauh-jauh. Ada yang terdekat dari rumah, tapi antrenya minta ampun. Tiga kali balik masih panjang antreannya.

Ya sudah pulang lagi. Masa mau makan saja mesti menunggu lama. Sampai akhirnya tengah malam saya harus keluar karena ada urusan keluarga. Melintas di depan tukang lontong tahunya kok masih buka. 

Saya tanya dong. "Tutup jam berapa memangnya, Pak? Jam segini belum tutup?"

"Jam 2an, Mba."

"Oalaaah. Ya sudah nanti saya mampir deh Pak."

Saya pun segera memacu motor untuk menyelesaikan urusan. Begitu selesai. Saya mampir ke tempat jualan lontong tahu tadi. Ada satu orang yang makan di tempat.

Saya pun segera memesan satu porsi. Tak perlu menunggu lama pesanan saya pun jadi. Sayang udang gimbalnya sudah habis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline