Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Lapangan Banteng, dari Masa ke Masa

Diperbarui: 1 Agustus 2023   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapangan Banteng (dokumen Denik/Dokumentasi Pribadi)

JAKARTA. Kota yang katanya lebih kejam dari ibu tiri. Sebagai ibu kota negara, Jakarta memang memiliki pesona tersendiri. Sejak dulu sampai sekarang Jakarta menjadi tujuan utama orang dalam mengais rezeki. Mengadu peruntungan.Jakarta kota serba ada. Segala macam pola orang bisa kita jumpai di Jakarta. Segala macam hiburan bisa didapatkan di Jakarta. Ada banyak kisah dan cerita terkait Jakarta. Di kota inilah saya beraktivitas sejak kecil sampai sekarang.

Ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Lapangan Banteng. Lapangan dengan ciri patung orang yang berdiri mengangkang dengan tangan terangkat bebas tinggi ke atas.

Siapa saja yang melintas di depannya pasti akan menoleh ke arah sana. Melongok dan mengagumi patung tersebut. Patung Pembebasan Irian Barat. Begitu nama monumen patung tersebut.

Kapan terakhir Anda berkunjung ke Lapangan Banteng?

Lapangan Banteng sejak dibangun tahun 1623 telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan fungsi. Pertama kali sebutannya adalah Lapangan Paviljoen. Kemudian berganti menjadi Lapangan Weltevreden dan Lapangan Waterloo Plein. Setelah Indonesia merdeka diubah lagi menjadi Lapangan Banteng.

Penyebutan Lapangan Banteng berdasarkan kondisi lapangan saat itu, yang kerap didatangi satwa liar dan menjadi kubangan banteng. Mengingat daerah sekitar sana masih berupa hutan.

Selain itu penggunaan nama banteng semacam simbol juga tentang bagaimana perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Itu secara penamaan yang berubah-ubah.

Secara fungsi pun demikian. Awalnya Lapangan Banteng dijadikan kawasan peristirahatan dan area berburu orang-orang Belanda yang sehari-hari bekerja di pemerintahan.

Kemudian dijadikan ajang berkumpulnya kaum elit zaman itu dan juga sebagai area berkuda. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1970-an, Lapangan Banteng difungsikan sebagai terminal bus.

Tahun 1993 Lapangan Banteng dikembalikan ke fungsi awal yakni sebagai hutan kota dan area terbuka umum.

Tahun 2017 direvitalisasi sehingga menjadi Lapangan Banteng seperti sekarang. Cantik, menarik, dan multi fungsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline