Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Mengenang Pertama Kali Naik Pesawat ke dan dari Bandara Internasional Minangkabau

Diperbarui: 7 Juni 2023   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pose di sini dulu sebelum melanjutkan perjalanan (dokpri)

Kenangan. Peristiwa yang tak akan pernah hilang dari ingatan. Tak lekang oleh waktu. Seperti apa dan bagaimana pun sebuah kenangan itu tercipta, pasti menyisakan rasa. Kenangan manis atau pahit. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Bicara kenangan. Saya memiliki sebuah kenangan terkait penerbangan. Kenangan manis sekaligus pahit. Yaitu kenangan saat pertama kali naik pesawat. Saya pasrah kalau harus mati saat itu juga.

Peristiwa itu terjadi tahun 2015. Tiga hari menjelang 17 Agustus. Saya terbang untuk pertama kalinya ke Padang, Sumatera Barat. Tujuan utama saya adalah ke Bukittinggi. Saya ingin "Merayakan Kemerdekaan RI di Tanah Kelahiran Bung Hatta."

Ya, saya ke Bukittinggi terkait tulisan. Itulah tema yang saya angkat. Untuk menyesuaikan budget agar tidak nombok dong, saya memilih pesawat sejuta umat. Artinya pesawat yang harganya terjangkau dengan jadwal yang banyak pilihannya.

Jauh-jauh hari saya utak-atik jadwal keberangkatan supaya dapat semua. Artinya jadwal salat tidak terganggu, tiba ditujuan tidak terlalu malam. Kembali ke Jakartanya pun demikian. Tapi bisa puas eksplore daerah sana juga.

Akhirnya dapatlah jadwal cantik. Berangkat dari Jakarta sekitar pukul. 11.00 WIB. Dengan waktu penerbangan sekitarnya 2 jam. Maka perkiraan pukul 14.00 WIB tiba ditujuan. Waktu salat zuhurnya dapat. Eksplore bandara pun dapat.

Sementara jadwal kembali ke Jakarta saya cari agak malam. Dengan pertimbangan arah pulang. Pukul berapa pun tiba di rumah tak masalah. Jadilah saya mengambil jadwal pukul 19.00 WIB dari bandara Minangkabau. Perkiraan tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 22.00 WIB.

Sekitar 1 jam perjalanan ke rumah. Rasanya cukuplah untuk istirahat dan beraktivitas kembali esok harinya. Itu rencana yang saya susun. Pokoknya dapat semualah. 

Tapi manusia boleh berencana. Tuhan punya kuasa. Suka-suka Dia.

Hal itulah yang saya alami. Berangkat dari Jakarta lancar-lancar saja. Cuaca cerah, jalanan Jakarta tak padat seperti biasa. Tiba di bandara Soekarno-Hatta tidak berkejaran dengan waktu. Artinya santailah. Jadi saya juga bisa melihat-lihat sekeliling bandara dengan puas.

Karena ini kali pertama saya naik pesawat. Ke bandara Soekarno-Hatta sudah sering. Tapi sekadar menjemput atau mengantar saja. Jadi tidak masuk ke dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline