Bali. Siapa yang tak mengenal pulau satu ini? Dibandingkan nama Indonesia, nama Bali lebih populer di dunia internasional. Begitu famousnya nama Bali, sampai-sampai orang mengira bahwa Bali merupakan negara tersendiri. Bukan bagian dari negara Indonesia.
Apalagi ada penerbangan langsung ke bandara Internasional Ngurah Rai. Tanpa harus transit ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Wisatawan mancanegara sudah bisa langsung tiba di Bali.
Bali dikenal akan keindahan alamnya. Terutama pantainya. Begitu indahnya alam di Pulau Bali, dengan adat istiadat dan budaya Hindu yang sangat kental terjaga, sampai-sampai Bali dijuluki sebagai Pulau Dewata.
Alam Bali yang indah serta kekhasan adat istiadat serta budaya di sana, membuat Bali sebagai tujuan utama wisatawan mancanegara dan domestik untuk berlibur. Juga tempat yang tepat untuk chil and heal.
Saya salah satu orang yang menjadikan Bali sebagai tempat berlibur sekaligus healing. Namun bukan seperti kebanyakan orang yang memilih keindahan pantai sebagai tempat healing. Saya jistru tertarik dengan suasana desa dan pesawahannya.
Apalagi Bali memang terkenal dengan sistem pengairan sawah yang disebut subak. Tersering di Bali juga terkenal rapi dan indah. Oleh sebab itu saya tertarik untuk berlibur dan healing di sana. Adalah Jatiluwih yang menjadi tujuan saya saat ke Bali.
Jatuluwih merupakan desa wisata di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, dengan panorama sawah berundak yang sangat indah. Dengan udara yang sejuk karena berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut, membuat daerah ini sangat nyaman untuk berlibur dan healing.
Saya sangat menikmati suasana alam di desa Jatiluwih. Alamnya, udaranya, dan orang-orangnya. Semua membuat damai perasaan. Memang pantai di Bali terkenal indah dan memiliki karakteristik ombak yang berbeda-beda.
Tapi mengunjungi desa wisata dengan panorama sawah berundak, patut dicoba dan tidak boleh dilewatkan. Inilah yang saya katakan tempat healing di Bali yang anti mainstream. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H