Berbagi. Tidak melulu berwujud materi. Namun bisa juga dalam bentuk semangat dan kreativitas yang menginspirasi. Sesuatu yang ketika dibagikan bisa memberikan manfaat dan menghadirkan kebahagiaan.
Di sanalah saya membersamai mereka.
Hal itulah yang dilakukan oleh Kalyani House of Wellness. Memberikan art therapy kepada anak-anak neurodiversitas yang bersekolah di SLB Ulaka Penca, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.Adalah Laksmi Krishnawaty dari Kalyani House of Wellness yang kerap memberikan pelatihan terhadap anak-anak neurodiversitas yang sebagian besar memiliki Autisme, ASD, ADHD dan Cerebal Palsy.
Menyaksikan secara langsung bagaimana Kalyani House of Wellness ditemani guru pendamping mengajari anak-anak neurodiversitas, rasanya terharu sekali. Betapa butuh kesabaran ekstra dan keyakinan tinggi bahwa mereka bisa.
Setelah mengetahui hasilnya? Wah, memang luar biasa. Karya mereka tergolong bagus dan rapi. Saya pribadi belum tentu bisa membuat karya sebagus itu. Rasanya kok tidak sabar ya? Namun mereka justru mengerjakan semua dengan tenang.
Untuk diketahui, Kalyani House of Wellness menangani treatment untuk yoga anak autisme asperger ringan, ASD, dan spech delay. Konseling yang meliputi meditasi, sound bathing, dan art therapy.
Nah, art therapy inilah yang diterapkan kepada anak-anak Neurodiversitas.
Pendekatan Art therapy itu sendiri adalah seni membuat lukisan dengan menempel baerdasarkan bahan- bahan yg berteksture, berwarna dan sebagian memiliki " bau yg khas", seperti biji jagung, biji kacang hijau, biji anis star, biji kopi, biji pohon Jali, dan lain-lain.
Berbagai macam manik-manik yang semuanya itu nanti ditempel dengan lem membentuk sebuah lukisan atau gambar sesuai dengan keinginan anak2. Jenis art therapy ini juga mirip dengan pembuatan kolase yaitu kertas yang disobek-sobek tanpa gunting lalu turut ditempel juga sebagai background atau pelengkap lukisan.
Art therapy semacam ini merupakan kartasis yaitu sarana untuk merelease emosi yang dialami oleh anak2 yang memiliki neurodiversitas tersebut.
Dengan melakukan art therapy semacam ini yang NON DIRECTIVE , seperti merobek kertas tanpa gunting dan menempelnya mereka dapat melepaskan emosi mereka sekaligus aktif berkreasi.
Melalui bahan- bahan bertekstur tersebut anak-anak ini mampu melatih motorik dan sensory mereka.