Jarak Kota Kupang-Atambua kurang lebih 176 km. Untuk menuju ke sana bisa ditempuh dengan pesawat kecil Wings Air. Dengan lama perjalanan sekitar 48 menit. Kalau menggunakan jalur darat sekitar 6-7 jam perjalanan.
Nah, ketika saya melakukan perjalanan ke sana, saya memilih jalur darat. Dengan pertimbangan bisa singgah di tempat-tempat yang indah.
Karena memang lintas selatan Kupang-Atambua dari hasil googling sebelum berangkat ke sana sangat indah. Selain itu kawan seperjalanan agak takut naik pesawat kecil. Jadilah memilih jalur darat.
Saya sendiri ingin singgah di Pantai Kolbano. Pantai yang dikenal dengan batu warna-warninya. Juga Pantai Oetune yang dikenal dengan padang pasirnya.
Namun risikonya jalur yang dilalui lebih sepi dan tidak ada warung yang bisa disinggahi. Tidak seperti di Pulau Jawa yang banyak rest areanya. Pilihan perjalanan yang dilematis.
Berhubung sudah diputuskan untuk memilih jalur darat, maka harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Salah satunya mabuk darat. Nah, itulah yang terjadi pada kawan seperjalanan.
Sopir travel yang mengantar kami sudah mengingatkan untuk sarapan terlebih dulu ketika masih di bandara. Karena jalan yang ditempuh cukup jauh serta berbukit-bukit. Si kawan seperjalanan menolak saran tersebut dengan alasan tak biasa sarapan nasi. Kalau sudah begitu bisa apa saya, selain langsung melanjutkan perjalanan saja?
Saya sendiri untuk urusan sarapan lebih fleksibel. Saya lebih suka sarapan buah. Tapi bila diharuskan makan nasi atau roti tak masalah.
Jadi saya merasa aman dalam menempuh perjalanan antara Kupang-Atambua. Saya benar-benar menikmati perjalanan. Melihat dan mengagumi daerah-daerah yang dilalui.
Tiba-tiba si kawan seperjalanan berbisik kepada saya kalau ia mabuk darat. Rasanya pusing dan ingin muntah. Wuduh, saya panik dong. Belum juga setengah perjalanan.