Tak terasa tahun 2022 akan segera berlalu. Tahun 2023 tinggal hitungan jam. Ada banyak pencapaian yang diraih tahun 2022. Ada banyak harapan yang dicanangkan tahun 2023.
Semua menjadi refleksi dan introspeksi diri untuk bisa menjadi lebih n kehidupan. Ada yang dicapai ada yang tak tergapai. Ada yang tertinggal ada yang berlalu.
Pencapaian yang diraih semoga meningkatkan rasa syukur di hati. Raihan yang belum tergapai semoga menjadi penyemangat diri. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang masih tertinggal? Yang seharusnya dibiarkan berlalu?
Kalau itu berkaitan dengan hati. Susah move on orang biasa menyebutnya. Tergantung kondisi. Kalau susah move onnya karena sesuatu yang menyakitkan hati, bodohlah kita. Menyiksa diri sendiri saja. Seharusnya bangkit dan menunjukkan kualitas diri.
Tapi kalau susah move onnya karena sebuah pencapaian yang baik. Tentu tidak dilarang. Tapi jadikan penyemangat diri juga untuk bisa mewujudkan impian yang lain.
Sebagai penyuka jalan-jalan alias traveling. Saya memiliki tempat-tempat impian yang ingin dikunjungi. Beberapa tempat tersebut pada akhirnya bisa dicapai. Salah satunya perjalanan ke Pulau Timor di akhir tahun 2020.
Tepatnya ke Atambua, Pulau Semau dan Kota Kupang. Menjejakkan kaki ke Atambua dengan perbatasan RI-Timor Leste merupakan mimpi saya sejak lama. Semua gara-gara cerita anak band yang akan konser di sana.
Saya mengenal baik keluarga salah satu band papan atas Indonesia. Ketika sedang berkunjung ke rumah salah satu personil band tersebut, mereka sedang bercerita tentang rencana konser ke Atambua.
Kedengarannya senang sekali dan merasa bangga gitu. Beberapa kali membaca berita ternyata ada band lain yang menceritakan kebanggaan mereka bisa konser ke Atambua. Saya jadi berpikir.
"Ada apa dengan Atambua?"
Setelah searching dan mengetahui tentang Atambua. Saya jadi ingin juga pergi ke sana. Tapi membayangkan jauhnya dan biaya ke sana, saya pesimis. Apa bisa?