Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Tentang Buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis

Diperbarui: 24 November 2022   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis (dokpri)

Buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis akhirnya diluncurkan secara resmi pada tanggal 18 November 2022, di acara Perpusnas Writers Festival. Bertempat di Auditorium Perpustakaan Nasional Jakarta.

Peluncuran dan diskusi buku tersebut menghadirkan Gol A Gong (Duta Baca Indonesia sekaligus penggagas buku Leksikon), Muhammad Subhan, Kurnia Effendi, Jauza Imani (perwakilan penulis Leksikon), Rahmat Heldy (Duta Baca Banten) dan tentu saja Edi Wiyono dari Perpusnas Press.

Leksikon Gerakan Indonesia Menulis merupakan buku kumpulan kisah-kisah inspiratif dari penulis dan pegiat literasi dari seluruh Indonesia. Mulai dari Sumatera sampai Papua. Bahkan ada yang dari Qatar.

Dengan beragam latar belakang dan dengan berbagai cara, mereka bergiat dalam dunia literasi. Ada 32 penulis yang tergabung dalam buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis. Masih sepersekian persen dari penulis dan pegiat literasi yang ada di seluruh Indonesia.

Jumlah tersebut belum mewakili secara keseluruhan geliat literasi di Indonesia yang ternyata luar biasa sekali. Hal ini bisa dilihat dari antusias dan semangat para penulis serta pegiat literasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh Duta Baca Indonesia. Ketika Duta Baca Indonesia melakukan kunjungan keberbagai daerah di Indonesia.

Peluncuran dan diskusi buku berbagi kisah inspiratif (dokpri)

Ada banyak kisah inspiratif dalam buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis yang bisa kita jadikan motivasi. Seperti Dedy M. Sugiharto pekerja migran Indonesia di Qatar yang bermimpi menjadi novelis, Mamuk S. Marwanto asal Yogyakarta, anak kapal yang gemar membaca dan menulis buku, Masya Firdaus asisten rumah tangga yang telah menulis puluhan buku.

Ada Nita Juanita, ASN asal Kuningan yang bermimpi mengunjungi perpustakaan di seluruh dunia. Vera Verawati asal Kuningan juga yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, tapi berhasil bangkit dan terjun ke dalam dunia literasi di usia yang tidak muda. Usia dan trauma masa lalu bukan penghalang untuk menjadi seseorang yang luar biasa.

Dari loper koran menjadi pegiat literasi, itulah kisah Sutono Adiwerna asal Tegal terjun ke dunia literasi. Lalu ada pelaut yang gemar menulis dan bergiat di dunia literasi. Ia adalah Yayank Maulana asal Sorong, Papua Barat. Pengusaha dengan segala kesibukannya tetap bisa menulis dan membuat syair-syair indah. Dialah Jauza Imani asal Lampung.

Masih banyak lagi kisah inspiratif dari para penulis Leksikon Gerakan Indonesia Menulis. Kesemuanya menunjukkan bahwa sesungguhnya minat baca masyarakat Indonesia cukup tinggi. Kecintaan masyarakat pada dunia literasi dan keinginan untuk menulis juga luar biasa.

Hanya saja prasarana yang ada tidak semuanya memadai. Fasilitas dan penunjang kelancaran kegiatan masih terasa kurang. Bersyukurnya ada Perpusnas yang memberikan perhatian lebih bagi para pegiat literasi. 

Seperti yang dirasakan oleh Eko Prasetyo, pegiat literasi asal pedalaman Way Kanan, Lampung. Ia mendapatkan motor dari Perpusnas untuk memudahkan dirinya dalam menggelar lapak baca keliling di pedalaman Way Kanan.

Penyerahan buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis (dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline