Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Suka Duka Solo Riding 11 Jam Tangerang-Batu Raden

Diperbarui: 15 Juli 2022   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berhenti di sini sejenak (dokpri)

Awal bulan yang lalu saya kembali melakukan solo riding ke luar kota. Setelah tahun 2016 melakukan solo riding ke Surabaya.  Tujuan saya kali ini adalah Batu Raden, Purwokerto, Jawa Tengah.

Sebelumnya saat mudik lebaran saya juga mengendarai sepeda motor ke Lampung. Namun bersama adik-adik. Jadi tidak sendirian dan bukan hal baru bersepeda motor jarak jauh.

Namun perjalanan kali ini benar-benar sendirian. Sebab tidak ada yang mau diajak ikut serta. Selain itu memang ada kegiatan yang akan saya ikuti. Yakni Glamping Sastra Indonesia.

Sebenarnya ada peserta dari Jakarta yang meluncur ke Batu Raden juga. Mereka mengendarai mobil dan mengajak serta saya. Namun saya memilih mengendarai motor saja dengan berbagai alasan.

Pertama karena sudah lama tidak solo riding. Jadi semacam menguji nyali. Kedua agar bisa mampir-mampir di tempat lain. Ketiga penasaran dengan jalur yang akan di lalui, yakni mengitari lereng Gunung Slamet.

Maka begitulah, saya bulatkan tekad untuk solo riding ke Batu Raden  menghadiri acara Glamping Sastra Indonesia yang berlangsung pada tanggal 2-3 Juli 2022.

Saya berangkat dari rumah pada Sabtu pukul 03.00 WIB  dengan pertimbangan tiba ditujuan tidak terlalu sore. Sebab acara di mulai pukul 14.00 WIB. Jika tidak ada halangan maka saya bisa tiba tepat waktu.

Setelah yakin dengan performa motor yang akan saya kendarai, saya pun meluncur dari Tangerang dengan perasaan tak menentu. Senang dan tak percaya. Yeaaah, saya solo riding lagi.

Udara dingin dini hari terasa hangat saat saya melaju di jalan raya. Suara deru motor pengendara lain membuat saya tak merasa sendiri. Saya melaju ke arah Kalimalang untuk selanjutnya menuju Bekasi, Kerawang dan Cikampek.

Tiba di Cikampek pukul 05.00 WIB. Saya langsung mencari tempat untuk melaksanakan salat subuh. Saya memilih restoran cepat saji agar bisa sekalian sarapan. Usai dengan urusan salat dan sarapan. Saya kembali meluncur ke jalan. Memacu sepeda motor dengan kecepatan sedang.

Melaju dan terus melaju. Jalur Pantura pagi itu ramai oleh truk dan tronton. Saya nikmati perjalanan pagi itu dengan suka cita. Tanpa terasa saya sudah mendekati arah Cirebon. Di sini saya tertarik untuk mencoba jalur baru. Artinya jalur yang belum pernah saya lalui. Maka saya pun segera mengaktifkan google maps.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline