Bagi pasangan yang baru menikah, terlambat datang bulan merupakan sesuatu yang diharapkan sekali. Karena itu artinya si istri bakal hamil. Bukankah memang begitu harapan hampir semua pasangan yang baru menikah. Segera diberi momongan.
Maka ketika si istri datang bulan, kerap ada nada kecewa yang terlontar dari pasangan pengantin baru.
"Yah, kok datang bulan sih."
Hal tersebut yang sering saya dengar dari adik ipar (perempuan) ketika awal-awal menikah dan belum ada tanda-tanda hamil.
"Sabar saja. Baru juga beberapa bulan menikah," kata saya memberikan semangat.
Karena memang begitulah yang bisa dilakukan. Bersabar dan banyak berdoa. Akhirnya tepat satu tahun pernikahan keduanya, si adik ipar dinyatakan positif hamil.
Nah, sebelum memeriksakan diri ke dokter dan dinyatakan hamil, si adik ipar menggunakan tes pack terlebih dulu untuk mengetahui kondisinya. Kemudian dia konsultasi dengan saya bagaimana baiknya.
"Aku langsung ngecek sekarang terus ngasih tahunya nanti setelah pulang kerja. Untuk surprise. Atau ngeceknya nanti bareng-bareng aja ya?"
Saya diam sejenak. Berusaha memberikan saran yang sebijak mungkin.
'Terserah kamu sih. Penginnya bagaimana? Keduanya sama-sama baik dan merupakan kejutan. Tapi kalau ingin memberikan hasil positif tersebut sebagai kejutan. Sebaiknya langsung hari itu. Jangan ditunda. Apalagi sampai berbulan-bulan. Tidak baik. Berisiko."
Bicara risiko. Hal ini berdasarkan pengalaman dari adik saya yang belum lama menjalani kuretase. Jadi dia sudah tahu kalau sedang hamil 6 Minggu tapi belum memberitahu suaminya.