Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Imlek dan Kenangan Mengajar di Keluarga Cina

Diperbarui: 1 Februari 2022   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kue keranjang dan jeruk ponkam (dokpri)

Saat imlek seperti sekarang ini saya jadi teringat dengan anak murid yang keturunan Cina. Sebagai seorang guru privat, saya tidak membeda-bedakan dalam mengajar. Siapa yang membutuhkan dan kalau saya waktunya masih cukup, maka akan saya tangani.

"Ibu masih ada waktu enggak? Bisa ngasih les privat tetangga saya enggak? Tapi orang Cina sih?"

"Memang kenapa kalau orang Cina?" tanya saya.

"Ya enggak apa-apa. Takutnya enggak mau. Soalnya pernah nawarin guru yang lain dan mereka enggak mau."

"Oh, saya sih enggak masalah. Yang penting anaknya cocok sama saya dan saya waktunya cukup."

"Oke kalau begitu. Nanti saya kasih tahun Ncinya. Biar dia yang menelpon ibu langsung."

Begitulah awal saya memiliki murid les privat dari keluarga Cina. Satu anak perempuan kelas tiga SD. Satu lagi kakaknya laki-laki kelas empat SD. Keduanya lemah di matematika.

Setelah berbicara dengan orang tua murid akhirnya saya mengajar mereka berdua. Tiga kali dalam Seminggu saya datang ke rumahnya. Tak terasa empat tahun saya mengajar mereka berdua. 

Ada banyak kenangan yang saya alami saat saya mengajar mereka. Suka dan duka mewarnai perjalanan saya sebagai guru privat mereka.

Salah satunya ketika tiba perayaan Imlek. Saat ingin memberi sesuatu si orang tua murid selalu bertanya terlebih dulu.

"Ibu suka kue keranjang enggak? Kalau saya kasih ibu mau enggak?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline