Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Festival Budaya Anak Ceria: Wadah Kreativitas Anak-anak di Tengah Kejenuhan Pandemi

Diperbarui: 29 November 2021   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

"Anak yang lahir ke dunia diibaratkan seperti kertas putih yang kosong dan belum ditulisi. Orang tualah yang memegang peran sangat penting dalam tumbuh kembang sang anak."Terkait anak-anak, saya merasa senang sekali bisa menghadiri acara Forum Grup Diskusi (FGD) "Anak Islam Sehat Kreatif Peduli" yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Hadi melalui Festival Budaya Anak Ceria. Banyak ilmu yang didapat terkait parenting dan pola asuh anak.

Acara ini merupakan satu dari beberapa rangkaian kegiatan Festival Budaya Anak Ceria yang telah dilaksanakan sebelumnya. Seperti Sayembara Menulis Cerita Anak Islami (SMCAI), Lomba Jingle Lagu atau Yel Yel Anak Sehat Bebas Stunting, dan Lomba Kolase Gambar.

Mom blogger yang hadir secara luring (dokpri)

FGD yang dilaksanakan secara daring dan luring menghadirkan  narasumber antara lain Drs. Bambang Widianto, S. S. M. S. M. E. S (Staf Khusus Wakil Presiden RI), KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. MA (Ketua LSBPI MUI), Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si (Dekan Fak. Psikologi UIN Jakarta), Dr. Helvy Tiana Rosa, M. Hum (Wakil Ketua LSBPI MUI)

Dalam kesempatan tersebut Drs. Bambang Widianto menjelaskan tentang pentingnya mengatasi stunting guna membangun anak-anak kreatif dan ceria.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Hal tersebut bisa berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan. ekonomi, meningkatkan. kemiskinan dan ketimpangan.

Untuk itu perlu Intervensi Pencegahan Stunting melalui:
- Intervensi Gizi Spesifik, yang meliputi pemberian pengetahuan pra nikah dan menjaga kesehatan  serta gizi calon ibu selama masa kehamilannya.
- Intervensi Gizi Sensitif, yang meliputi pengadaan air bersih, sanitasi dan akses bantuan pangan serta layanan kesehatan.

Dokumen Dr. Bambang Widianto

"Bagaimana anak-anak akan ceria kalau gizi yang didapatkan tidak seimbang."

Demikian Wakil Ketua Umum MUI, Drs. KH. Basri Bermanda, MBA dalam sambutannya.

"Untuk itu diperlukan penjelasan yang benar tentang parenting dan pola asuh anak," ujar Drs. KH. Pasni Rusli (Wakil Sekretaris Jenderal MUI).

Kembali lagi, peran orang tua sangat diperlukan dalam membangun karakter anak. Terutama anak-anak sekarang yang terlahir sebagai generasi digital. Mereka yang lahir setelah adopsi teknologi digital.

Orang tua harus memberikan pendampingan. Perlu memperhatikan kondisi anak. Mulai dari kesehatan matanya, masalah tidurnya, perkembangan fisik dan sosialnya. Dan hal tersebut tidak bisa dibebankan semua pada si ibu. Meskipun ibu tersebut seorang ibu rumah tangga yang full day di rumah saja mengurus keluarga.

Ayah memilki peran penting juga dalam mendidik anak. Tak hanya mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu selesai. Terima beres. Tidak bisa begitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline