Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Film "Nussa", Kemerdekaan Anak-anak dalam Menikmati Hiburan

Diperbarui: 6 November 2021   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si kakak dengan latar film Nussa (dokpri)

NUSSA. Film animasi karya anak bangsa rasa dunia. Begitu review yang saya baca. Sebagai penikmat film tentu saya tak ingin melewatkan film tersebut. Sudah pasti harus dan wajib menonton di bioskop.

Selain penasaran dengan para pengisi suaranya yang artis-artis keren Indonesia. Pada dasarnya saya memang menyukai film Nussa semenjak masih berupa serial di televisi.

Begitu diangkat ke layar lebar jelas ingin tahu dong. Ternyata memang bagus dan benar saja. Rasa dunia. Saya seperti menonton film animasi produksi luar negeri.

Namun bukan tentang film Nussa yang akan saya bahas. Melainkan tentang suasana dan wajah-wajah ceria anak-anak yang menghiasi gedung XXI.

Kebetulan saya juga mengajak si kakak yang berusia 3 tahun untuk menonton film Nussa. Ini perdana untuk si kakak masuk bioskop. Selama ini anak di bawah 12 tahun kan belum boleh menonton di bioskop.

Film Nussa pengecualian. Oleh karenanya saya ajak si kakak. Sebelumnya si kakak diceritakan dulu tentang suasana bioskop agar tidak kaget. Ternyata si kakak justru semangat sekali. Tidak sabar ingin ke bioskop.

Ketika iklan film Nussa di layar kaca, si kakak sudah meminta untuk menonton. Waktu itu saya belum tahu pasti apa anak di bawah 12 tahun boleh menonton. Apalagi dalam masa pandemi. Rupanya boleh dengan tetap menjaga prokes.

Wah, bukan main senangnya. Itu berarti saya bisa mengajak si kakak. Ini perdana bagi saya masuk ke bioskop lagi semenjak pandemi.

Memasuki gedung XXI suasana begitu riuh rendah oleh suara anak-anak. Si kakak terlihat senang melihat banyak anak-anak lain di sana. Si kakak yang tergolong supel langsung berlarian mengikuti anak-anak tersebut.

Kegembiraan anak-anak di XXI (dokpri)

Saya mengantre tiket sambil memperhatikan si kakak. Wajahnya begitu ceria. Begitu pula dengan anak-anak lainnya. Betapa merdeka dan bebasnya perasaan mereka. Seolah terlepas dari tekanan. 

Dua tahun terkungkung oleh pandemi jelas bukan hal mudah. Orang dewasa saja merasa suntuk dan bete. Apalagi anak-anak. Wajar jika kunjungan ke bioskop memberi kebahagiaan luar biasa bagi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline