Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Becik Ketitik ala Ketara, Nasihat untuk Senantiasa Berbuat Baik

Diperbarui: 9 Juni 2021   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Picture by pixabay

Bicara tentang peribahasa, saya jadi teringat bagaimana orang tua kami dulu dalam memberi nasihat. Selalu menyelipkan peribahasa saat menasihati. Termasuk ketika marah terhadap kami.

Karena kami berasal dari suku Jawa dan sehari-hari masih menggunakan bahasa Jawa meski sudah tinggal di Jakarta. Maka peribahasa yang digunakan oleh orang tua adalah peribahasa Jawa. Artinya peribahasa dalam bahasa Jawa.

Bapak saya termasuk orang yang tegas. Jadi urusan menasihati anak bapaklah yang paling sering. Terutama urusan berbuat baik. Wah, bisa panjang kali lebar. Duduk berhadapan dengan bapak berarti siap-siap mendengar segala petuah.

"Perbuatan baik itu akan selalu dikenang. Perbuatan buruk ditutup serapat apapun nantinya akan ketahuan juga. Jadi hati-hati dalam bertindak. Becik ketitik, ala ketara."

Semacam itulah cara bapak dalam memberikan nasihat. Bahkan ketika ngaru-ngarui orang. Maksudnya mengomentari perbuatan anak tetangga yang menurut bapak tidak baik. 

"Kacang ora ninggal lanjaran. Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya."

Menurut bapak, si anak tetangga yang kelakuannya tidak baik tersebut bisa dilihat bagaimana orang tuanya. Karena anak hanya meniru apa yang dilakukan orang tuanya. 

Dahulu sih saya hanya iya, iya saja manakala dinasihati. Namanya juga anak-anak. Semakin bertambah besar barulah bisa memahami maksud dan petuah yang bapak berikan.

Seiring bertambahnya usia, berdiskusi dengan bapak menjadi bagian dari keseharian saya saat berada di rumah. Tak jarang ketika saya akan bepergian ke luar kota, sehari sebelumnya berdiskusi dulu dengan bapak tentang banyak hal. Dalam diskusi tersebut tak lupa bapak menyelipkan nasihatnya.

"Desa mawa cara, negara mawa tata. Setiap daerah punya aturan dan adat istiadat yang berbeda. Jadi hati-hati kalau sedang berada di kampung orang."

Mengingat hal tersebut saya jadi rindu dengan bapak. Ternyata nasihat semacam itu sangat bermanfaat dan lekat dalam ingatan. Sebab ada selipan peribahasanya. Nah, peribahasa inilah yang justru jadi pengingat diri. Saya pikir dulu itu bisa-bisanya bapak. Ternyata memang ada peribahasa seperti itu dalam bahasa Jawa. Dasar saya. (EP)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline