Selamat Hari Dongeng Internasional (20 Maret 2021)
Ada catatan kecil yang ingin saya goreskan untuk Bapak di hari dongeng internasional. Dari bapak, saya mengenal cerita Sampek Engtay yang kemudian membawa saya menyukai buku cerita.
Jika kebanyakan anak mengenal dongeng dari sang ibu. Saya justru sebaliknya. Bapaklah yang setiap malam mendongeng untuk saya sebelum tidur.
Mungkin karena seharian sudah bekerja dan baru memiliki waktu bersama anak pada malam harinya. Maka setiap malam menjelang tidur, bapak yang menemani kami tidur sambil mendongeng apa saja sampai kami terlelap.
Ada dongeng tentang Buto Ijo, Si Kuncung bahkan tentang Sampek Engtay. Nah, dongeng yang paling kami sukai adalah Sampek Engtay. Mungkin karena ada penjelmaan sepasang kupu-kupu kuning yang membuat saya kecil terpesona. Rasanya kok magis sekali ya? Picture by Wikipedia.com
Namanya juga anak-anak. Pastinya suka yang ajaib-ajaib. Saya kecil kalau melihat sepasang kupu-kupu kuning langsung teringat cerita bapak tentang Sampek dan Engtay. Setelah besar dan mengetahui bahwa semua itu hanya dongeng semata, nyatanya saya tetap menyukai cerita Sampek Engtay sampai sekarang.
Dari kebiasaan didongengkan tersebut akhirnya saya senang membaca buku. Buku dongeng yang paling saya sukai adalah karya HC Andersen. Selanjutnya buku cerita anak-anak lainnya mengikuti perkembangan usia. Ada buku cerita Si Tini, Nina, Lima Sekawan, Trio Detektif dan sebagainya.
Seiring bertambahnya usia maka semakin bervariasi buku bacaan yang saya baca. Mulai dari majalah remaja, novel remaja sampai buku biografi. Semuanya memiliki keseruan tersendiri.
Saya sungguh berterima kasih kepada bapak. Berkat bapak yang rajin mendongeng setiap malamnya, saya jadi tertarik dengan buku cerita. Yang pada akhirnya membawa saya menjadi anak yang gemar membaca. (EP)