Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah hari ketiga kita memasuki tahun baru 2021. Pasti banyak mimpi-mimpi yang dilangitkan. Ada bermacam harapan yang ingin diwujudkan. Meski kondisi seperti ini. Pokoknya tetap optimis.
Begitu pula dengan saya. Pastilah punya mimpi dan harapan yang ingin terwujud di tahun 2021. Namun secara keseluruhan, saya ingin mendapatkan berkah dan rezeki yang "lebih" berlimpah.
Memangnya tahun 2020 tidak mendapatkan rezeki dan berkah yang melimpah? Oh, dapat. Tentu saja dapat. Tuhan kan maha baik. Maha penyayang dan pengasih. Sudah pastilah kita umatnya mendapatkan jaminan rezeki dari-NYA.
Saya sangat bersyukur dengan pencapaian di tahun 2020. Tidak mengeluh atas apa-apa yang belum tercapai. Karena saya percaya, semua keinginan kita didengar Tuhan kok. Hanya saja terserah Tuhan. Mau langsung diberikan, diganti atau ditunda. Saya sih baik sangka saja.
Jadi kalau tahun 2021 ini saya berharap "lebih" atas rezeki yang diberikan. Itu semata-mata agar saya bisa melakukan "lebih" banyak hal lagi.
Maksudnya? Jadi begini. Ketika pandemi Covid-19 melanda negara kita. Banyak dari teman-teman, saudara dan kerabat yang ekonominya tumbang. Tak lain akibat dari Covid-19. Efeknya tak hanya mematikan manusia yang terkena virus tersebut. Namun juga mematikan sendi-sendi perekonomian masyarakat.
Saya bersyukur sekali tidak sampai terpuruk. Tetpi tetaplah kena dampaknya juga. Maka ketika ada teman, saudara atau kerabat yang berkeluh-kesah. Bahkan terang-terangan meminta bantuan. Saya tidak bisa membantu banyak. Hiks. Di situlah saya merasa sedih sekali.
Oleh karenanya saya ingin tahun 2021 diberi rezeki yang "lebih" berlimpah. Agar bisa membantu mereka yang membutuhkan. Bisa berderma dan menjadi donatur dimana-mana. Karena sejatinya bahagia itu ketika kita bisa meringankan beban penderitaan orang lain.
Selain itu, saya juga "dendam." Dendam dalam artian positif tentu saja. Jadi suatu ketika seorang kawan yang bisa disebut tajir, meminta saya untuk mencari yayasan atau komunitas untuk diajak berkolaborasi. Nantinya dia sendiri yang akan menjadi donatur tunggal.
Saya pun segera merekomendasikan beberapa yayasan dan komunitas yang sekiranya cocok di mata si kawan. Akhirnya terpilihlah salah satu komunitas. Saya dan salah satu pengurus mulai merencanakan kegiatan. Tapi apa yang terjadi? Dengan entengnya si kawan membatalkan niatnya itu.
Bagaimana saya tidak kesal? Malu sudah pasti dengan pengurus yang selama ini saling merencanakan segalanya. Syukurnya rencana tersebut belum diberitahukan kepada para anggota. Sehingga tidak terlalu mengecewakan yang lain. Cukup kami berdua yang kecewa.