Kemeriahan lebaran atau hari raya idul Fitri salah satunya adalah mendapat kunjungan dari sanak saudara. Terutama sanak saudara yang tinggalnya jauh. Yang hanya bisa berkunjung satu tahun sekali atau ketika ada momen-momen penting.
Saat berkunjung itu biasanya ada hantaran yang dibawa untuk tuan rumah. Masakan, buah-buahan dan kue-kue. Dalam kondisi pandemi corona seperti ini tentu tak ada acara saling berkunjung & mengunjungi.
Namun bukan berarti silaturrahim terputus. Komunikasi tetap berjalan melalui telepon seluler, WhatsApp Grup atau via Zoom. Lalu bagaimana dengan hantaran lebaranmya?
Rupanya tetap diberikan. Hanya saja tidak diantar secara langsung. Melainkan dengan menggunakan jasa kurir atau ojek online.
Hal ini yang dilakukan oleh kawan-kawan asli Betawi. Tetap menjaga tradisi yang disesuaikan dengan kondisi.
"Lo mau dodol cina gak? Nih, gue bagi satu," kata kawan saya dari seberang telepon.
"Mauuuu," sahut saya.
"Ya udah ntar gue kirim pake ojol. Tapi agak keras nih. Lo olah aja lagi. Gue juga boleh dibagi. Biasa, hantaran lebaran dari saudara-saudara."
Weh, saya pikir dodol cina atau kue keranjang hanya ada saat perayaan Imlek atau tahun baru Cina saja. Ternyata lebaran seperti ini ada juga ya?"Ada. Dodol cina sama dodol hitam. Terus wajik sama tape uli. Itu tuh wajib ada kalo lebaran. Dari dulu. Cuma belakangan aja dodol hitamnya udah jarang. Tapi dodol cinanya masih ada," ujar kawan saya menjelaskan keheranan saya.
Ya, dodol cina atau kue keranjang merupakan salah satu isi dari hantaran lebaran. Tak heran jika satu rumah bisa memiliki beberapa dodol cina.
Rezeki saya yang kerap mendapatkan kiriman dodol cina. Namun karena sudah beberapa hari maka tekstur dodolnya agak keras. Seperti yang dikatakan oleh kawan saya. Lalu bagaimana cara mengolahnya?