Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, tahun ini berbarengan dengan wabah Corona yang sedang merebak.
Berbagai upaya dilakukan demi mencegah penyebaran virus Covid-19 lebih luas. Sebab jumlah korban yang meninggal dan terdampak tak main-main.
Namun jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya jutaan, dengan pemikiran yang berbeda-beda menjadikan tak sinkron antara peraturan dan praktek di lapangan.
Ada masyarakat yang dengan patuhnya mengikuti semua aturan agar wabah ini segera berlalu. Namun ada juga masyarakat yang dengan santainya abai dengan alasan tersendiri. Bahkan seolah tak memiliki empati terhadap tenaga medis yang berjuang mengobati para korban.
Terutama hari-hari belakangan ini dimana ada sebagian masyarakat yang benar-benar tak peduli keselamatan dirinya. Apalagi keselamatan orang lain. Sehingga bisa dengan tenangnya berdesakan di pasar. Merasa biasa saja berada dikerumunan orang banyak.
Ada yang memang pada dasarnya orang tersebut tak memiliki rasa empati. Tapi ada juga mereka yang jenuh dengan kondisi yang serba tak menentu seperti ini. Apapun alasannya sangat disayangkan sekali sikap tersebut. Sebab bisa membuat kondisi ini semakin tak menentu.
Ayo, bangkit. Jadikan momen Hari kebangkitan Nasional ini untuk sama-sama introspeksi diri. Jangan menyerah. Apalagi bersikap terserah. Masa bodo. Ingat perjuangan para pahlawan kita. Bagaimana mereka dengan organisasi yang dibentuknya seperti Boedi Oetomo sangat peduli dengan kemerdekaan Indonesia.
Masa kita yang sudah hidup di alam kemerdekaan malah menyerah begitu saja menghadapi kondisi begini. Jangan bersikap terserah begitu saja. Apalagi sebentar lagi lebaran. Apa tidak ingin berkumpul dengan keluarga?
Jika tetap abai terhadap keselamatan diri dan masa bodo dengan kondisi ini. Bisa jadi tak menjumpai lebaran dan berkumpul dengan keluarga. Sayang bukan? (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H