Roti lapis atau bahasa kerennya "sandwich" adalah roti tawar yang diberi isian lalu atasnya ditutup roti tawar lagi.
Isiannya bisa apa saja. Tergantung selera. Kalau saya lebih suka diisi sayuran dan telur ceplok. Lalu diolesi saus dan mayonaise. Hmmmm, lezat.
Bukan sok kebarat-baratan atau ingin dilihat gaya. Tapi sandwich ini merupakan bekal saya saat sekolah sampai bekerja.
Memangnya enggak makan nasi? Ya makanlah. Perut saya itu Indonesia sekali. Meski sudah makan segala macam kalau belum diisi nasi, masih suka bunyi. Ups.
Terus untuk apa bawa bekal sandwich seperti itu? Biar dibilang kayak orang bule ya? Oh, sorry ya? Itu bukan tipe saya.
Jadi begini ceritanya. Saya itu paling malas membawa bekal nasi dari rumah. Ribet. Maka untuk urusan makan siang lebih memilih makan di luar. Di warung nasi, restoran atau warteg sekalipun tak masalah. Judulnya makan.
Tapi yang namanya jam istirahat siang. Terbayang dong betapa penuhnya tempat makan tersebut. Saya bukan tipe orang yang suka mengantri untuk hal-hal demikian.
"Mau makan aja kok harus ngantri seperti itu. Kayak enggak ada tempat makan lagi."
Begitu pemikiran saya. Untuk itu saya lebih memilih keluar untuk makan di akhir-akhir jam istirahat. Ketika orang-orang sudah kembali ke kantor, saya baru keluar.
Risikonya saya tidak bisa berlama-lama duduk santai di tempat makan. Ya tak apa. Yang penting saya tidak harus mengantri makanan.
Namun, namanya perut saya Indonesia sekali. Tentu tidak bisa telat makan. Nah, inilah manfaat sandwich yang saya bawa.