Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

"Selamat Hari Film Nasional" Ini Harapanku, Apa Harapanmu?

Diperbarui: 30 Maret 2020   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari ini 30 Maret adalah peringatan Hari Film Nasional. Sejarah kenapa tanggal 30 Maret dijadikan sebagai Hari Film Nasional tentu sudah banyak yang tahu. Namun sebagai pengingat bolehlah saya ulas kembali. 

Jadi 70 tahun silam tepatnya tanggal 30 Maret 1950, untuk pertama kalinya Indonesia memproduksi dan mensutradarai film sendiri. Yaitu film Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang disutradarai oleh Usmar Ismail.

Momen inilah yang mendasari ditetapkannya tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Sebagai penikmat film tentu saya memiliki harapan-harapan terhadap perfilman Indonesia. Pertama, saya berharap agar film anak-anak lebih banyak bermunculan. Tentu saja film anak-anak yang tidak hanya memberi unsur hiburan semata. Tapi juga ada pesan moral yang terselip didalamnya. 

Ada beberapa film anak-anak yang sudah seperti disebutkan di atas. Namun alangkah baiknya kalau lebih diperbanyak.

Kedua, saya berharap agar film Indonesia lebih banyak lagi mengangkat tema film berdasarkan karya sastrawan-sastrawan Indonesia. Seperti film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka. Film Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Siti Nurbaya kabarnya sudah dalam proses syuting. Hal ini memberi aura positif bagi para penikmat film. Tidak hanya unsur hiburannya yang didapat. Namun wawasan tentang karya sastra yang mungkin sudah mengendap bisa terangkat kembali. Selain itu karya sastra semacam ini biasanya sarat pesan moral juga.

Dengan film semacam ini mereka yang tidak tahu menjadi tahu. Mereka yang lupa jadi teringat kembali. Bahwasannya ada loh sastrawan Indonesia yang karyanya luar biasa.

Ketiga, saya berharap agar film Indonesia juga memperbanyak kembali tema film yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme. Bisa dengan mengangkat kisah tokoh olahraga seperti film Susi Susanti-Love All atau kisah perjuangan tiga atlet panahan Indonesia dalam film 3 SRIKANDI.

Terlepas dari itu semua. Saya bangga dengan perfilman Indonesia yang sudah kembali bangkit dan menjadi tuan di negeri sendiri. Tak hanya itu. Aktor dan aktris Indonesia pun kiprahnya di luar sana sudah diakui. Seperti Iko Uwais dan Joe Taslim. 

Selamat Hari Film Nasional. Jaya terus perfilman Indonesia. (EP)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline