Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Pentingnya Memiliki Perlengkapan Berpetualang Meski Bukan Pencinta Alam

Diperbarui: 5 Januari 2020   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Tas gunung, sleeping bag, matras dan termos kecil, perlengkapan yang biasa dimiliki oleh para pencinta alam. Terutama bagi mereka yang senang mendaki gunung. Atau setidaknya mereka yang menyukai petualangan.

Saya termasuk kategori ketiga. Gemar berpetualang. Maka saya merasa "wajib" memiliki tiga perlengkapan tersebut.

Ketika melakukan perjalanan kemana pun, empat perlengkapan tersebut sebisa mungkin selalu dibawa. Terutama saat melakukan riding ke luar kota.

Pada saat partner riding atau saya sendiri merasa lelah diperjalanan, bisa sewaktu-waktu berhenti tanpa pusing-pusing mencari tempat istirahat. 

Gelar matras di alam terbuka sambil menyeduh kopi panas, ini nikmat luar biasa yang dirasa dalam perjalanan.

Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak suka berpetualang? Apa perlunya memilki semua perlengkapan tersebut? Tinggal duduk manis sambil klak klik ponsel maka muncul hotel terdekat yang bisa dijangkau. 

Eits, jangan salah. Pencinta alam atau bukan, gemar berpetualang atau tidak. Menurut saya "penting" memiliki empat barang-barang pencinta alam tersebut.

Karena apa? Barang-barang tersebut sangat bermanfaat ketika kita mengalami musibah. Namanya juga musibah, mana kita tahu kapan terjadinya? Pokoknya tiba-tiba saja datangnya. Seperti jailangkung lah. Datang tak diundang pulang tak diantar.

Hal ini berdasarkan pengalaman saya pada saat terkena banjir hingga sebatas pinggul tanggal 1 Januari kemarin. Seumur-umur baru pertama kali ini merasakan rumah kebanjiran sampai setinggi itu pula.

Meski untuk pertama kalinya merasakan banjir, tetapi jujur saya tidak terlalu panik berkelanjutan. Sebab barang-barang penting dan berkas-berkas berharga selalu saya masukkan dalam satu tas ransel tahan air. Dan meletakkannya di tempat yang tinggi. Tas siaga bencana orang menyebutnya.

Pada saat air masuk ke dalam rumah sampai setinggi betis. Hal pertama yang saya lakukan adalah menyelamatkan buku-buku. Lalu koleksi kain dan lain-lain. Ketika air sudah semakin tinggi hingga ke pinggul. Saya pun memutuskan untuk meninggalkan rumah. Mengungsi ke tempat yang aman. Tak lupa tas ransel besar itu saya raih dengan memanjat kursi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline