Bagi saya Kompasianival 2019 "Reunite" sungguh penuh "drama." Bagaimana tidak? Acara Kompasianival 2019 yang berlangsung pada hari Sabtu berbenturan dengan jadwal saya untuk latihan gamelan. Berhubung kami akan pentas pertengahan Desember nanti, maka tidak boleh ada pemain yang izin apalagi bolos.
Duh, sementara teman-teman KOMiK Kompasiana akan launching buku yang mana ada tulisan saya juga di dalamnya. Karena ini buku kumpulan tulisan teman-teman KOMiK. Maka sayang jika tidak hadir dalam acara ini. Selain itu KOMik juga mendapat jatah booth di ajang Kompasianival kali ini. Seru dong pastinya.
Jadi tidak boleh tidak. Harus hadir. Maka agar semua berjalan lancar. Saya putuskan hadir ke acara Kompasianival agak siang. Usai latihan gamelan.
Nah, dari sini "drama" itu dimulai. Saya berangkat latihan lebih cepat dari biasanya agar tidak terkena macet. Tiba di tempat latihan masih sepi. Belum ada yang datang. Bahkan pelatihnya yang biasanya datang awal belum kelihatan juga.
Saya menanti dengan sabar. Setengah jam, satu jam, satu jam setengah sampai dua jam tidak ada yang datang. Kabar di WA grup pun tak ada. Ini di luar kebiasaan. Bagaimana tidak senewen coba?
Setelah dua jam lewat baru satu per satu hadir. Pelatihnya meminta maaf karena saat akan berangkat mendadak sakit perut. Jakarta kalau sudah siang sedikit macetnya di mana-mana. Maka begitulah. Latihan gamelan molor dari jadwal yang telah ditentukan.
Berhubung kami akan pentas, maka jam latihan ditambah sebagai ganti keterlambatan tadi. Gubrak. Serasa ingin terjengkang begitu mendengar pemberitahuan ini. Jam berapa saya akan sampai di acara Kompasianival? Sedangkan posisi saya saat itu di daerah Matraman, Jakarta Timur.
Foto by Huri Yani
Akhirnya saya jalani latihan hari itu dengan perasaan tak tenang. Tak enak hati dengan teman-teman KOMiK kalau terlalu sore datangnya. Kami akan bergantian jaga booth.
Setelah menahan perasaan senewen akibat hal-hal tak terduga. Akhirnya latihan pun berakhir. Tepat pukul 13.00 siang. Saya yang awalnya ingin makan siang dulu karena sudah membawa bekel dari rumah. Mengurungkan niat tersebut. "Makan di sana saja," pikir saya. Saya harus mengejar waktu agar tidak terlalu sore tiba di Kompasianival. Untungnya saya membawa motor.