Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Semakin Santun Karena Berpantun

Diperbarui: 5 Oktober 2019   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Alunan musik indah melodinya

Iringi tembang lagu balada

Dinda cantik siapa yang punya

Bolehkah Abang melamar Dinda

Aih, hati siapa yang tak meleleh jika mendapatkan sepucuk surat berisi pantun seperti itu. Ini salah satu kutipan pantun pernikahan dalam buku "Semakin Santun Karena Berpantun" karangan Achmad Fachrodji.

Dulu. Ya, itu dulu. Gaya muda-mudi zaman dulu dalam mengungkapkan rasa. Baik secara langsung maupun melalui sepucuk surat.

Kebetulan saya produk muda-mudi zaman dulu. Jadi bisa merasakan bagaimana perasaan ini saat mendapati pantun seperti itu dari sang pujaan hati. Rasanya melayang di awang-awang hati ini.

Lalu bagaimana dengan zaman now? Tentu berbeda gaya. Jadi entahlah bagaimana perasaan mereka jika mendapatkan pesan cinta berbentuk pantun.

Bisa suka bisa jadi biasa saja. Karena pantun di zaman now ini memang tidak sepopuler dulu. Padahal kata demi katanya sangat memikat ya? Santun, begitu pendapat si penulis.

Indah tetapi tak mudah. Itu yang saya apresiasi dari pantun ini. Artinya tidak mudah membuat sebuah pantun. Butuh ketrampilan khusus. Zaman dulu saja saya tidak mudah berbalas pantun. Apalagi sekarang.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline